Viral Utas “Geng Tai”, Kenali 5 Tanda Anak Jadi Korban Perundungan

Viral sebuah utas di media sosial tentang dugaan kasus perundungan di Binus School Serpong
Belajar dari kasus perundungan di sekolah ini, orangtua bisa mencegahnya dengan mengenali beberapa tanda perundungan terhadap anak remaja. Berikut ulasannya. Tanda anak jadi korban perundungan 1. Tiba-tiba tidak punya teman Kebanyakan orangtua cukup familiar dengan teman-teman yang bermain dengan anaknya. Jika anak tiba-tiba tidak lagi punya teman atau temannya tiba-tiba seperti menjauh, bisa saja itu merupakan indikasi anak menjadi korban perundungan.

Jadi, cobalah bertanya pada anak. Hal yang wajar jika anak punya beberapa kelompok teman berbeda atau berubah-ubah lingkup pertemanan, tetapi jika ia menjawab “aku tidak punya teman”, maka itu bisa menjadi red flag untuk didalami lebih jauh, seperti dikutip dari Very Well Family. “Jika anak melaporkan tidak punya teman atau merasa teman-temannya membencinya, maka itu harus menjadi perhatian orangtua,” kata pekerja sosial klinis berlisensi dan pelatih pemberdayaan yang berspesialisasi di bidang perundungan, Lena Suarez-Angelino, LCSW. Baca juga: 7 Alasan Orang Melakukan Bullying, Salah Satunya Trauma 2. Perubahan suasana hati Cobalah perhatikan perubahan suasana hati dan perilaku anak. Anak yang menjadi korban perundungan seringkali terlihat lebih cemas, lebih melekat, dan menarik diri. Mereka mungkin juga lebih terlihat sedih, moody, mudah menangis, dan depresi, terutama sepulang sekolah atau setelah online. Orangtua juga perlu memberi perhatian lebih jika kepercayaan diri anak terlihat menurun, sering menyalahkan dirinya untuk banyak hal, atau mengatakan dirinya tidak cukup baik. Baca juga: 6 Tipe Bullying yang Perlu Diketahui Orangtua Pada kasus-kasus perundungan ekstrem, anak yang menjadi korban perundungan mungkin juga menunjukkan perilaku-perilaku destruktif, seperti melukai diri atau membicarakan topik tentang mengakhiri hidup. 3. Gejala fisik Ketika anak menjadi korban perundungan, mereka mungkin juga lebih sering mengeluhkan sakit kepala, sakit perut, atau gejala fisik lain, misalnya ada luka yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.

Gejala-gejala fisik ini bisa karena kecemasan atau stres yang meningkat. Perubahan perilaku makan juga bisa menjadi indikasi lainnya, misalnya anak sering melewatkan makan atau malah jadi lebih banyak makan. 4. Perubahan pola tidur Anak-anak yang menjadi korban perundungan mungkin mengalami kesulitan tidur atau mimpi buruk saat tidur. “Anak yang sering bangun di tengah malam, bangun dengan mimpi buruk, tidur lebih banyak, atau mengatakan sering merasa lelah bisa saja menjadi korban perundungan,” tuturnya.
Indikasi lainnya adalah anak sering terlihat menangis saat tidur atau ngompol.
Tidur sangatlah penting terhadap perkembangan anak dan gaya hidup sehat secara keseluruhan, sehingga perubahan pola tidur anak penting untuk didalami oleh orangtua. 5. Prestasi di sekolah terganggu Masuk akal jika perundungan menyebabkan anak sulit fokus pada tugas-tugas sekolahnya. Hasilnya, anak mungkin jadi tidak semangat sekolah, menolak pergi ke sekolah, atau performanya menurun. Sering-seringlah bertanya pada anak tentang apa yang terjadi di sekolah atau sekadar pendapatnya tentang sekolah. Jika mereka mengatakan benci sekolah, cari tahu apa alasannya.

Bacaan Lainnya

Terkadang, perundungan adalah akar permasalahannya. Sekalipun penyebabnya bukan karena perundungan, penurunan prestasi di sekolah tentu tetap perlu perhatian khusus.

Very well family

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *