17 Tahun Terbengkalai, Warga: Kapan Lagi Jalan Kami Mau Dibangun Pak Bupati

 

REJANGLEBONG, SUARAPANCASILA – Warga Desa Suka Karya Kecamatan Sindang Beliti Ilir ( SBI) Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, harus berswadaya membangun jalan desa yang sudah belasan tahun tidak diperhatikan.

Setidaknya selama 17 tahun, pasca pemekaran dari Desa Lubuk Tunjung  terkesan masih terbelakang dan terisolir. Harapan masyarakat, pembangunan desa dapat lebih cepat sehingga dapat meningkatnya pelayanan publik masih sebatas khayalan dan isapan jempol belaka.

Bacaan Lainnya

Kades Sukakarya, Ujang Basri menyampaikan agar Desa ini dapat diperhatikan pemerintah setempat karena sangat minim pembangunan.

“Banyak masyarakat mengeluh akses jalan yang rusak, jaringan komunikasi yang susah membuat desa Suka Karya jauh tertinggal,” ungkapnya.

Ujang Bastari menambahkan, Desa Suka Karya merupakan daerah yaitu eks Transabangdep warga dari Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) dan dari DKI, sebanyak 75 kepala keluarga di tahun 1996.

Desa Suka Karya terbentuk merupakan  pengusulan pemekaran dari Desa Lubuk Tunjung,   1999-2000, maka jadi desa persiapan yaitu Desa Suka Karya hingga tahun 2006/2007 resmi menjadi desa defenitif.

“Kita sudah letih mengupayakan agar desa Suka Karya mendapat sentuhan pembangunan infrastruktur jalan desa baik melalui rapat-rapat, Musrencam, mengusulkan proposal, dan sebagainya. Tapi tetap saja tidak ada tanda-tanda pembangunan desa,” keluh Ujang Bastari.

Senada dengan Usman, salah seorang warga setempat mengatakan bahwa banyak orang dari kecamatan sering masuk ke desanya. Bahkan tak jarang Anggota DPRD Kabupaten Rejang Lebong dari dapil ini juga ada. Tapi mereka seakan akan menutup mata atas penderitaan mereka.

“Padahal, itu salah satu tugas dewan sebagai wakil rakyat yang menyampaikan atau mengusulkan kepada pemerintah. tapi mereka seperti tidak tahu saja. atau mungkin mereka tidak mampu mengupayakan pembangunan jalan ini,” kata Usman.

Selain Usman, sejumlah warga hanya bisa menggerutu tanpa tau harus bagaimana lagi. Mereka berharap pembangunan infrastruktur jalan di desanya sama dengan desa-desa lain yang dekat dengan ibukota kabupaten. Dengan menjadikan desa Suka Karya sebagai anak tiri.

“Namile gi nak moroa jalan kami kak pak bupati. Jangan pas nyalon bae nak mintek tolong dengan kami, giliran la jadi, lupe dengan kami (Kapan lagi mau memperbaiki jalan kami ini pak bupati, jangan saat nyalon saja minta tolong kepada kami. giliran sudah jadi, lupa dengan kami),” celoteh Yani (43) seorang ibu-ibu setempat menggerutu.

 

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *