Curhatan Suara Hati Sang Pengabdi Pada Sebuah Negeri.

Oleh Rustamaji (kutus).

BARITO SELATAN (KALTENG) SUARAPANCASILA.ID – “Kami, masyarakat Dayak negeri yang hidup berdampingan dengan hutan, air, tanah, dan langit sejak leluhur kami dahulu kala, ingin menyampaikan isi hati kami kepada pemerintah pusat. Tanah bagi kami bukan hanya soal ruang tinggal, melainkan warisan sakral, tempat kami hidup, berdoa, dan berbudaya. Namun hari demi hari, kami menyaksikan tanah-tanah kami perlahan diambil alih atas nama pembangunan dan program transmigrasi, tanpa keterlibatan dan persetujuan yang layak dari kami sebagai pemilik asal.

Kami tidak menolak pembangunan, kami juga tidak menolak saudara-saudara kami dari luar yang datang melalui program transmigrasi. Tapi yang menyakitkan adalah ketika kami, warga lokal, justru menjadi penonton di atas tanah sendiri. Para transmigran mendapat rumah, lahan, jatah makan bertahun-tahun, dan perhatian dari negara. Sementara kami, yang telah menjaga dan merawat bumi ini sejak dulu, justru tertinggal jauh. Kami hanya ingin satu hal: keadilan.

Bacaan Lainnya

Kami ingin maju, sama seperti daerah-daerah lain. Kami ingin anak-anak kami sekolah di tempat yang layak, jalan yang bisa dilewati, dan hak atas tanah yang jelas. Jangan biarkan kami hanya jadi penjaga hutan, sementara hasil dan manfaatnya hanya dinikmati oleh orang luar. Bukankah negara ini berdiri atas semangat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali?

Kami hanya meminta agar negara melihat kami dengan mata yang adil, mendengar kami dengan hati yang terbuka, dan merangkul kami dengan kasih yang sejati sebagai bagian dari bangsa ini. Jangan kami hanya diingat saat upacara adat atau sebagai bagian dari ‘kekayaan budaya’, tapi dilupakan dalam kebijakan pembangunan. Hargai kami bukan hanya karena eksotisme kami, tapi juga karena kami adalah rakyat indonesia sama seperti yang lain.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *