Pelaihari(KALAEL), SUARA PANCASILA.ID – Di tengah derasnya arus industri kreatif dan persaingan produk lokal yang semakin sengit, Dinas Pariwisata Tanah Laut (Dispar Tala) memilih langkah berbeda: memperkuat sektor kuliner bukan hanya sebagai sajian, melainkan sebagai identitas budaya sekaligus daya tarik wisata. Kamis (12/06/2025), Dispar Tala menggandeng Chef kenamaan Kalimantan Selatan, Agus Sasirangan, dalam pelatihan kuliner yang digelar di Sinar Hotel Pelaihari.
Pelatihan ini bukan sekadar ajang masak-memasak biasa. Di hadapan puluhan pelaku usaha ekonomi kreatif Tanah Laut, Dispar Tala menghadirkan pendekatan menyeluruh dalam memahami kuliner sebagai kekuatan ekonomi, budaya, dan promosi daerah.
Kepala Dispar Tala, Zulpauddin, menegaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk memperluas wawasan para pelaku usaha, bukan hanya dalam hal rasa dan penyajian.
“Pelatihan ini tidak hanya soal memasak,” ucap Zulpauddin lugas.
“Namun tentang kreasi, nilai budaya, kemasan, pemasaran digital, dan juga core styling produk,” lanjutnya.
Pernyataan itu menegaskan bahwa Dispar Tala melihat sektor kuliner sebagai jembatan antara tradisi dan tren modern. Produk-produk kuliner khas daerah yang dikemas secara menarik, dipromosikan melalui kanal digital, dan diberi sentuhan estetika kekinian diyakini mampu bersaing di pasar yang lebih luas, bahkan menembus pasar nasional.
Tak hanya itu, Zulpauddin juga menyoroti pentingnya inovasi dalam menjaga nyawa sebuah usaha kreatif.
“Membangun inovasi, menciptakan produk baru yang unik dan menarik sehingga mampu menarik para konsumen merupakan hal yang sangat perlu dilakukan para pelaku ekonomi kreatif,” ujarnya dengan optimisme.
Pelatihan yang dihelat ini sekaligus menjadi ruang temu antar pelaku usaha dengan tokoh inspiratif seperti Chef Agus Sasirangan. Dikenal luas sebagai representasi kuliner Banua yang sukses menembus kancah nasional, kehadiran Chef Agus diharapkan menjadi pemantik semangat dan transformasi cara berpikir pelaku usaha lokal terhadap potensi produk mereka.
Lebih jauh, Zulpauddin menyampaikan harapan agar pelatihan ini berdampak jangka panjang. Ia ingin agar kuliner Tanah Laut tak hanya hidup di pasar lokal, tetapi juga menjadi alasan bagi para pelancong untuk datang dan kembali.
“Semoga ke depan, para wisatawan baik lokal maupun asing yang berkunjung ke Tanah Laut, tidak hanya ingin menikmati alamnya yang indah. Namun, juga datang karena rindu akan cita rasa khas kuliner Tala,” pungkasnya.
Langkah ini bukan sekadar program tahunan. Ini adalah investasi rasa, budaya, dan identitas. Ketika masakan menjadi cerita, ketika rasa menjadi rindu, maka Tanah Laut tak lagi hanya sebuah destinasi — tapi rumah yang selalu ingin dikunjungi kembali. (suarapancasila.id-foto:Istimewa/Diskominfostasan Tala)