SAWAHLUNTO (SUMBAR), SUARA PANCASILA.ID – Sawahlunto International Music Festival (SIMFES) yang digelar pada (30/11/2024) telah selesai, tapi gaungnya masih bergema sampai saat ini.
Pertunjukan yang berlangsung di Gudang Ransum Kota Sawahlunto ini tidak hanya menghibur tetapi juga membawa pesan mendalam tentang budaya.
Kegiatan seni yang bertajuk “The Magical Land of Sawahlunto”ini sukses memikat hati penonton dengan kolaborasi seni dan magis dan penuh makna.
Denting merdu Talempong Batuang membuka malam dengan aura memukau, menghadirkan kilauan cahaya yang seolah menghidupkan langkah dan perjalanan budaya Sawahlunto. Setiap nada dan gerakan tari menggambarkan perjalanan panjang kota ini, dari masa lalu yang sarat sejarah hingga masa kini yang kaya harmoni.
Penampilan memukau seperti tepuk gelembong randai, kuda kepang yang penuh energi, dan tari ronggeng memancarkan aura magis. Setiap elemen seni saling menjalin, menciptakan harmoni budaya yang menyatu indah. Seolah rantai masa lalu dan masa depan saling terikat, pertunjukan ini menjadi simbol sinergi antara berbagai tradisi yang hidup di Sawahlunto.
Malam itu, Gudang Ransoem tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga ruang bagi perjalanan budaya yang hidup. “The Magical Land of Sawahlunto” adalah pengingat bahwa keberagaman adalah kekuatan, seperti rantai yang mengikat setiap elemen budaya dalam sinergi yang indah.
Semua itu tentunya tak lepas dari tangan dingin sang koreografer muda dan berbakat Geny Rivani Spd. Seorang anak muda yang masih berusia 23 tahun ini, menjadi salah satu sorotan utama malam itu. Di usianya yang terbilang muda, Geny menunjukkan kematangan artistik luar biasa dalam menciptakan koreografi yang memukau dan penuh filosofi. Gerakan-gerakan yang dirancangnya tak hanya indah secara estetis, tetapi juga mampu menyampaikan pesan mendalam tentang keberagaman dan kekuatan budaya Sawahlunto.
Geny yang juga sarat dengan prestasi di bidang seni dan koreografi ini, ketika dihubungi mengatakan, bahwa keberhasilannya tidak lepas dari bantuan dan arahan berbagai pihak, diantaranya Aditya Pramana sebagai sutradara. “Saya sangat bersyukur bisa di-direct oleh Aditya Pramana. Arahan beliau sangat membangun, sehingga saya bisa memahami visi besar pertunjukan ini,” ungkapnya. Selain itu, Geny mendapat bimbingan intensif dari Jerli Sandra, Rivo Freddy Pahlevi, yang selalu memastikan setiap elemen pertunjukan dari gerakan, narasi, hingga artistik tersampaikan dengan sempurna. “Bimbingan dari mereka semua sangat berarti. Mereka membantu saya dan tim untuk melihat detail yang membuat pertunjukan ini luar biasa,” tutur nya
Geny juga menambahkan persiapan pertunjukan ini, terdiri dari 40 peserta bertalenta, yang berlatih intensif selama 3 minggu. Yang menarik, para peserta ini telah memulai perjalanan seni mereka sejak usia dini, beberapa bahkan sejak 9 tahun. Dengan nama perkelompok Rengganis Dance, Fabric of Dance, dan Anak Arang Dance dan dukungan kostum dari Virly MUA dan tata artistik oleh Rivo Freddy Pahlevi semakin memperkuat nuansa magis dalam setiap adegan.
Pertunjukan pembuka ini juga didukung oleh music director Fauzan RAK sebagai music director, musik yang diciptakan oleh Fauzan RAK menjadi nyawa utama dalam pertunjukan ini. Komposisi musiknya tidak hanya mengiringi tarian dengan sempurna, tetapi juga mampu membawa penonton ke dalam suasana magis Sawahlunto yang penuh keajaiban puji “Geny Rivani dan tak lupa pula, Seprisyam sebagai Tapian Janiah Director, berhasil membawa energi dan semangat yang khas dari tradisi ini ke atas panggung, menciptakan harmoni yang memikat dan penuh kekuatan. Karyanya tidak hanya mencerminkan kedalaman budaya Minangkabau, tetapi juga menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengarahkan sebuah komunitas seni untuk tampil maksimal.
Tepuk tangan yang meriah dari penonton mengapresiasi karya ini menjadi harapannya, agar bakat-bakat muda yang memiliki talenta yang telah meniti perjalanan seni sejak usia dini mendapat perhatian lebih dari pemerintah untuk terus dikembangkan. Karna hal ini sudah terbukti dengan karya dan dedikasi generasi muda Sawahlunto, pada SIMFES 2024 bahwa seni dan budaya Sawahlunto akan terus bersinar terang di masa depan.