MUSI RAWAS (SUMSEL), SUARAPANCASILA.ID – Polemik LPG tabung 3 kg atau disebut juga tabung melon sepertinya tak pernah kunjung tuntas.
Meskipun Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG bersubsidi tersebut sebesar Rp. 18.500 per tabung, realita di lapangan harganya sangat jauh berbeda dari HET.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Tugu Mulyo Kabupaten Musi Rawas, di tingkat pangkalan, LPG tabung 3 kg dijual diatas HET dengan harga rata-rata Rp. 25 ribu hingga Rp. 30 ribu.
Bahkan, untuk mendapatkan gas bersubsidi 3 kg ini, warga harus rela antre berjam-jam. Banyak juga yang terpaksa pulang dengan tangan kosong jika terlambat sedikit.
Sebagian besar masyarakat akhirnya memilih membeli LPG di warung meskipun harganya lebih mahal, berkisar antara Rp.30 ribu hingga Rp. 35 ribu per tabung 3 Kg.
Seperti yang diungkapkan oleh beberapa warga Desa Wonokerto dan Widodo Kecamatan Tugu Mulyo Kabupaten Musi Rawas saat ditemui awak media mengatakan.
“Menurutnya di wilayah LPG dijual Rp. 28 ribu di pangkalan, sementara di warung mencapai Rp.30;ribu hingga Rp.35 ribu.
“Kalau di pangkalan, harus antre lama. Belum tentu dapat juga. Akhirnya beli di warung, meski lebih mahal, itupun kalau stok diwarung masih ada” ujarnya.
Di desa Nawangsasi, kondisi serupa juga terjadi. Harga LPG di pangkalan berkisar Rp.28 ribu, sedangkan di warung mencapai Rp.35 ribu.
Tini, warga desa Wonokerto, mengungkapkan bahwa harga LPG di pangkalannya Rp.28 ribu, sementara di warung mencapai Rp.35 ribu.
Tingginya harga gas tabung elpiji 3 Kg, karena pangkalan menjual diluar area wilayah kerjanya.