BREBES (JATENG), SUARAPANCASILA.ID – Peringatan Hari Ibu 2025 di Kabupaten Brebes benar-benar berbeda dari biasanya. Tidak ada panggung besar atau seremoni panjang, melainkan aksi nyata yang langsung menyentuh kehidupan warga. Ratusan masyarakat, pelajar, guru, dan ibu-ibu PKK turun ke Sungai Sigeleng untuk bergotong royong membersihkan aliran sungai dan drainase di sekitarnya, Selasa (23/12/2025).
Sejak pagi, sekitar pukul 07.00 WIB, peserta sudah berkumpul di SMPN 3 Brebes sebagai titik awal. Dengan membawa karung, cangkul, dan peralatan sederhana, mereka bergerak bersama menuju sungai. Antusiasme warga terlihat jelas, mulai dari anak-anak sekolah yang bersemangat hingga ibu-ibu PKK yang tak segan turun ke lumpur.

Tak hanya tenaga manusia, panitia juga menyiapkan alat berat untuk mempercepat proses pembersihan. Ekskavator dikerahkan untuk mengangkat gundukan lumpur dan eceng gondok yang menutup aliran air. Truk-truk pengangkut hilir mudik membawa sampah plastik dan material yang dikumpulkan warga ke tempat pembuangan akhir.
Operator alat berat bekerja berdampingan dengan warga. Sementara siswa sibuk mengisi karung dengan sampah, ekskavator mengangkat tumpukan besar yang sulit dijangkau manual. Sorak-sorai terdengar setiap kali mesin berhasil mengangkat gundukan eceng gondok yang menutup jalur air.
Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma, hadir langsung di lokasi. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dan menekankan pentingnya peran ibu dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Ibu itu identik dengan merawat. Maka mari kita rawat juga sungai kita. Sungai yang bersih akan mengalirkan kehidupan. Kalau kotor dan mampet, ya banjir,” kata Bupati dalam sambutannya.
Paramitha menegaskan bahwa momentum ini sangat relevan dengan kondisi musim penghujan. Menurutnya, membersihkan sungai bukan hanya soal estetika, tetapi langkah preventif untuk melindungi warga dari ancaman banjir yang kerap melanda Brebes.
Ketua Masjaka Brebes, Mahfudin, menilai kegiatan ini bukan sekadar simbol peringatan Hari Ibu, melainkan sarana edukasi lingkungan bagi generasi muda. “Peran ibu sangat penting dalam membudayakan gotong royong. Dari merekalah nilai kebersihan dan kepedulian diwariskan kepada anak-anak. Sungai yang bersih adalah sumber kesehatan dan keberlanjutan,” ujarnya.
Mahfudin menambahkan, keterlibatan siswa sekolah menjadi bagian dari pendidikan karakter. “Kebersihan sungai adalah tanggung jawab bersama, sekaligus warisan penting bagi generasi mendatang. Dengan melibatkan anak-anak, kita menanamkan nilai kepedulian sejak dini,” katanya.
Ketua TP PKK Kabupaten Brebes, Ahmad Saeful Ansori, menegaskan bahwa gerakan ini sejalan dengan misi PKK dalam membangun keluarga yang sehat dan peduli lingkungan. “Hari Ibu bukan hanya tentang peran domestik, tetapi juga kontribusi nyata ibu-ibu dalam menjaga ruang hidup bersama. Dengan turun langsung membersihkan sungai, ibu-ibu PKK menunjukkan bahwa kepedulian lingkungan adalah bagian dari pendidikan keluarga,” jelasnya.
Saeful menambahkan, keterlibatan ibu-ibu PKK menjadi teladan bagi anak-anak dan masyarakat luas. “Kami ingin nilai gotong royong semakin mengakar. Sungai yang bersih bukan hanya mencegah banjir, tetapi juga menjadi simbol kehidupan yang sehat untuk generasi mendatang,” katanya.
Suasana gotong royong terasa hangat. Ibu-ibu PKK tampak bersemangat bekerja berdampingan dengan para siswa, sementara pemuda dan masyarakat umum ikut mengangkut karung berisi sampah. Kolaborasi lintas generasi ini menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bisa menjadi perekat sosial yang memperkuat silaturahmi.
Hingga siang hari, warga masih antusias membersihkan sungai. Kombinasi tenaga manusia dan dukungan alat berat membuat Sungai Sigeleng tampak lebih bersih. Aksi ini menjadi bukti bahwa Hari Ibu di Brebes bukan hanya perayaan simbolik, melainkan gerakan nyata untuk mencegah banjir di musim penghujan, menjaga kesehatan lingkungan, dan mewariskan budaya gotong royong lintas generasi.










