Thailand Tarik Duta Besar dan Tutup Pos Perbatasan Usai Prajurit Kehilangan Kaki karena Ranjau Dekat Kamboja

NASIONAL,SUARAPANCASILA.ID-Pemerintah Thailand memutuskan untuk menarik duta besarnya dari Kamboja dan mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok setelah insiden ledakan ranjau darat yang menyebabkan seorang tentara Thailand kehilangan kaki di wilayah perbatasan yang disengketakan antara kedua negara.

Dilansir dari Reuters, Jumat (25/7/2025), keputusan ini diumumkan oleh Partai Pheu Thai yang sedang berkuasa, menyusul ketegangan yang meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui media sosial, partai tersebut juga menyatakan bahwa Thailand telah menurunkan tingkat hubungan diplomatiknya dengan Kamboja.

Insiden terakhir terjadi pada Rabu (23/7), ketika seorang tentara Thailand terluka parah akibat ledakan ranjau darat di perbatasan antara Provinsi Ubon Ratchathani (Thailand) dan Provinsi Preah Vihear (Kamboja). Akibat luka tersebut, sang prajurit kehilangan kaki kanannya. Pihak Thailand menuduh bahwa ranjau tersebut baru saja dipasang, karena sebelumnya tidak ditemukan ranjau serupa di jalur patroli tersebut.

Bacaan Lainnya

Kementerian Luar Negeri Thailand telah melayangkan protes diplomatik resmi kepada Phnom Penh, menuduh Kamboja menempatkan ranjau baru di kawasan yang dipersengketakan. Namun, pemerintah Kamboja menolak tuduhan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin malam, Kementerian Luar Negeri Kamboja menyatakan bahwa tentara Thailand telah menyimpang dari rute patroli yang telah disepakati dan memasuki wilayah yang masih dipenuhi ranjau sisa konflik puluhan tahun lalu.

“Kawasan itu masih mengandung banyak ranjau darat yang belum meledak, sisa dari perang berkepanjangan yang pernah melanda negara ini,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Kamboja.

Pemerintah Thailand juga mengambil langkah tegas dengan memerintahkan penutupan seluruh pos pemeriksaan perbatasan yang berada di bawah yurisdiksi Angkatan Darat Kedua. Selain itu, wisatawan dan warga sipil dilarang keras memasuki area-area perbatasan yang tengah bersengketa.

“Wisatawan dilarang keras memasuki wilayah perbatasan ini,” demikian disampaikan Partai Pheu Thai melalui pernyataan tertulis.

Sebelumnya, pada 16 Juli lalu, tiga tentara Thailand dilaporkan terluka dalam insiden serupa. Satu di antaranya kehilangan kaki setelah menginjak ranjau saat menjalankan patroli di wilayah yang diklaim sebagai milik Thailand. Insiden ini memicu ketegangan diplomatik yang semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir.

Meskipun Partai Pheu Thai menyatakan bahwa pengusiran duta besar Kamboja telah diputuskan, Kementerian Luar Negeri Thailand menyebut bahwa mereka belum menerima pemberitahuan resmi terkait keputusan tersebut maupun soal penarikan duta besar Thailand dari Phnom Penh.

Pihak pemerintah Kamboja, termasuk juru bicara resmi, belum memberikan tanggapan langsung terhadap langkah Thailand tersebut. Saat dihubungi, juru bicara hanya merujuk Reuters kepada Kementerian Luar Negeri Kamboja.

Hubungan Thailand dan Kamboja secara historis kerap diwarnai ketegangan, terutama terkait klaim wilayah perbatasan di sekitar kompleks candi kuno Preah Vihear. Wilayah ini sering menjadi sumber perselisihan dan konfrontasi bersenjata, termasuk dalam konflik sebelumnya yang menewaskan puluhan orang dari kedua belah pihak.

Dengan ketegangan yang terus meningkat, para analis khawatir situasi ini dapat memicu eskalasi lebih lanjut di kawasan yang sudah lama menjadi titik rawan konflik militer antara kedua negara Asia Tenggara ini. Pemerintah kedua negara didesak oleh komunitas internasional untuk menahan diri dan segera membuka jalur dialog diplomatik demi mencegah pecahnya kekerasan baru.

SUMBER:JAWA POS

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *