Palembang, Suara Pancasila.id – Pagi-pagi sekali Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Kepala Dinas (Kadis) Pelaksana Tugas (PLT) Disdik Provinsi Sumsel H Awaluddin, S.Pd., M.Si melakukan inspeksi mendadak (sidak) di salah satu Sekolah yang ada di kota Palembang, tepatnya yakni di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Palembang.
Adapun yang dilakukan oleh Kepala Dinas PLT Disdik Sumsel melakukannya dengan tanpa memberitahukan kedatangannya kepada siapa pun baik hari ini ataupun pada hari sebelumnya, demikian diutarakan Awaluddin saat ditemui diruang kerjanya, Senin (9/9/2024).
Di katakan Kepala Dinas PLT Disdik Provinsi Sumsel H Awaluddin, S.Pd., M.Si, jadi benar pagi tadi saya melakukan inspeksi mendadak di salah satu SMA yaitu SMA Negeri 4 Palembang yang berada di kawasan Plaju. Tujuannya adalah saya ingin memastikan melihat langsung dengan pandangan mata, dengan mata sendiri seperti apa situasi di sekolah.
Dan tadi saya memang tidak memberitahu kepala sekolah (kepsek) serta tidak satu orang guru pun bahkan saya masuk ke dalam barisan siswa. Saya melihat bahwa memang anak-anak disana sedang melakukan upacara bendera merah putih, pada hari ini ternyata ada upacara bendera merah putih Senin pagi.
“Bukan hanya itu saja, dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada para pemenang beberapa lomba. Dan saya melihat bahwa anak-anak berpakaian rapi, semuanya mengikuti upacara dengan tertib dan lancar,” ujarnya.
Kemudian, di mana saya langsung menuju ke kamar mandi (WC) anak laki-laki, dan saya melihat langsung keadaan disana, hasil yang saya dapatkan kamar mandi (WC) itu semuanya dalam keadaan bersih serta layak untuk di pakai. Dan ketika saya akan menuju ke kamar mandi (WC) anak-anak perempuan, saya didampingi oleh salah seorang guru, yakni guru wanita.
Karena saya juga tidak mungkin masuk ke kamar mandi (WC) perempuan sendirian, dan di sana pun saya melihat bahwa kamar mandi (WC) perempuan juga bersih serta layak untuk di pakai. Mengapa saya langsung melihat kamar mandi (WC), karena saya guru, di mana 10 tahun saya menjadi guru,
“Bagi para pengawas, para pejabat di Disdik baik di kabupaten maupun di provinsi, ketika melakukan inspeksi mendadak salah satu indikator sekolah itu berjalan baik adalah dengan melihat kamar mandi (WC), dan saya melihat bahwa lingkungannya sudah bersih,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, setelah saya melakukan inspeksi itu lalu kemudian kepala sekolah, para guru baru menyadari, ternyata saya hadir ditengah-tengah mereka tanpa mereka ketahui sebelumnya. Saya melihat bahwa teras keras, lingkungan kelas itu sudah bersih semua dan layak untuk menjadi tempat proses belajar mengajar yang kondusif, dan itu sebabnya alasan saya tidak memberitahu.
Di mana saya khawatir itu dibersihkan baru ketika ada informasi bahwa kepala dinas akan datang ke sekolah mereka, seperti itu, dan kalau secara umum sebetulnya tidak ada yang kurang untuk fasiltas.
“Semuanya dalam keadaan baik, siap pakai, tidak ada ruang kelas yang rusak, tidak ada kelas yang kekurangan mobiller, semuanya baik. Hanya yang menjadi penekanan saya adalah bahwa salah satu indikasi bahwa sekolah itu berjalan dengan baik, lingkungannya bersih, dan terjamin kebersihannya, seperti itu,” katanya.
Masih dilanjutkannya, ini juga akan saya lakukan kepada sekolah-sekolah yang lain, karena salah satu indikator yang saya katakan tadi, saya belum berbicara soal kualitas pembelajaran, belum lagi berbicara soal prestasi. Terlebih dahulu yang kita lihat adalah kebersihan lingkungan sekolah itu dahulu, mustahil anak -anak itu betah berlama-lama tinggal disekolah kalau tidak bersih, itu yang pertama.
Sidak ini juga saya lakukan untuk menindaklanjuti instruksi serta arahan dari Penjabat Gubernur Sumsel tentang upaya pencegahan judi online. Di kesempatan itu juga karena kehadiran saya sudah diketahui oleh kepala sekolah, maka saya meminta tambahan waktu sekitar 5 menit untuk berbicara didepan anak-anak itu.
“Adapun hal-hal yang saya sampaikan adalah tentang agar anak-anak tidak terjebak dengan judi online, serta kita pastikan bahwa bapak guru, ibu guru juga tidak ada yang judi online. Saya berharap bahwa guru berperan aktif didalam mengawasi penggunaan handphone, termasuk didalamnya saya sampaikan juga soal digital crime,” ucapnya.
Masih disampaikannya, di mana kejahatan-kejahatan digital crime ini juga harus diantisipasi dan disadari. Saya bahkan memergoki anak-anak 3 orang siswa yang di kamar mandi sedang membuka handphone, serta handphonenya langsung saya lihat, saya khawatir kalau mereka membuka situs judi online, ternyata tidak, dan mereka membuka WhatsApp (WA), dimana mereka membalas WA dari teman-temannya.
Bagi kami upaya pencegahan judi online ini harus dilaksanakan secara masif, secara struktur di mulai dari atas sampai ke jajaran satuan pendidikan, tanpa itu semua rasanya kita tidak bisa berperan aktif didalam menanggulangi bahaya judi online.
“Bahwa salah satu bentuk kejahatan digital itu adalah soal asusila, kita harus memastikan kalau di sekolah, kalau di rumah itu menjadi tanggung jawab orang tua mereka. Memastikan anak-anak tidak menonton atau membuka situs porno, karena mereka akan mudah terpengaruh,” imbuhnya.