NASIONAL,SUARAPANCASILA.ID- Pihak Israel masih terkesan mencerminkan kehati-hatian dalam menanggapi pengumuman genjatan senjata yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait konflik Iran vs Israel.
Bahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melarang para pejabat Israel memberikan wawancara ke media domestik maupun internasional menyikapi pengumuman Trump itu.
Ia memerintahkan para pejabatnya untuk bungkam mengenai genjatan senjata perang Iran vs Israel yang diumumkan sekutunya AS.
Sedangkan pihak Iran menegaskan hingga saat ini belum ada kesepakatan final mengenai gencatan senjata pihak dengan Israel.
Seperti diketahui, pengumuman gencatan senjata Iran vs Israel yang diumumkan Presiden AS Donald Trump dalam media sosialnya, Senin (23/6/2025) waktu setempat, mendapat dukungan luas dari sesama Partai Republik.
Dukungan di antaranya datang dari Ketua DPR Mike Johnson.
Johnson mengunggah pernyataan dukungan singkat di platform X, menulis: “Perdamaian melalui KEKUATAN!”
Johnson sebelumnya sempat berselisih dengan sejumlah anggota Republik lantaran menentang serangan Trump ke situs nuklir Iran.
Namun kali ini, banyak suara yang bersatu di belakangnya.
Anggota Kongres Marjorie Taylor Greene yang sebelumnya keras menentang intervensi AS dalam konflik Iran-Israel, juga mengapresiasi langkah Donald Trump itu.
“Terima kasih, Presiden Trump, karena telah mengupayakan perdamaian!” tulis Greene di X.
Greene sebelumnya sempat menyebut keputusan Trump membombardir Iran sebagai “umpan dan tipu daya” untuk menyenangkan kelompok neokonservatif, serta kepentingan industri militer.
Respon Israel Terkait Gencatan Senjata
Menyikapi pengumuman Presiden AS Donald Trum, pemerintah Israel saat ini belum mengonfirmasi secara resmi mengenai kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan sekutunya itu.
PM Israel, Benjamin Netanyahu bahkan dikabarkan mengeluarkan perintah agar seluruh pejabat pemerintah dan menteri-menterinya agar bungkam menyikapi gencatan senjata perang Israel vs Iran.
Menurut Laporan dari Al Jazeera, Netanyahu juga melarang pejabatnya memberikan wawancara ke media domestik maupun internasional.
Netanyahu dalam pernyataan sebelumnya mengatakan Israel sangat dekat dengan pencapaian tujuannya di Iran.
Menurutnya, Israel tidak ingin terseret ke dalam “perang yang berlarut-larut.”
Netanyahu memerintahkan perintah bungkam itu dalam menggelar rapat kabinet keamanan yang dilaksanakan hingga Selasa (24/6/2025) pagi waktu setempat.
Rapat kabinet keamanan Israel ini selesai bertepatan saat Trump mengumumkan Israel dan Iran sepakat gencatan senjata penuh.
Trump melalui unggahan di media sosialnya, Truth Social menyatakan gencatan senjata Iran vs Israel dimediasi oleh Qatar.
Trump menyebutkan gencatan senjata Iran vs Israel mulai berlaku pada Selasa (24/6/2025) malam.
Soal gencatan senjata ini, Trump mengaku telah berbicara langsung dengan Netanyahu sebelum kesepakatan gencatan senjata tercapai.
Para analis menilai sikap diam Israel mencerminkan kehati-hatian dalam menanggapi pengumuman Trump.
Beberapa sumber mengemukakan bahwa tekanan dari Donald Trump memang besar agar Israel menghentikan operasi militer terhadap Iran.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai apakah negara Zionis itu menyetujui isi kesepakatan gencatan senjata itu atau justru sebaliknya.
Laporan Jerusalem Post menyebutkan sumber pertahanan Israel menyebut Tel Aviv memang berniat menghentikan perang melawan Iran dalam beberapa hari ke depan.
Namun, masih menurut Jerusalem Post, pihak Israel masih menimbang kondisi di lapangan.
Israel dan AS sebelumnya telah meluncurkan sejumlah serangan besar terhadap situs nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Para analis menilai sikap diam Israel mencerminkan kehati-hatian dalam menanggapi pengumuman Trump.
Beberapa sumber mengemukakan bahwa tekanan dari Donald Trump memang besar agar Israel menghentikan operasi militer terhadap Iran.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai apakah negara Zionis itu menyetujui isi kesepakatan gencatan senjata itu atau justru sebaliknya.
Laporan Jerusalem Post menyebutkan sumber pertahanan Israel menyebut Tel Aviv memang berniat menghentikan perang melawan Iran dalam beberapa hari ke depan.
Namun, masih menurut Jerusalem Post, pihak Israel masih menimbang kondisi di lapangan.
Israel dan AS sebelumnya telah meluncurkan sejumlah serangan besar terhadap situs nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
“Belum ada kesepakatan mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer hingga saat ini,” tulis Abbas Araghchi dalam unggahan di platform X, Senin (23/6/2025).
Araghchi mengisyaratkan Iran dapat menghentikan serangan apabila Israel juga menghentikan agresi militernya.
Pihak Iran memberi catatan agar Israel menghentikan agresiny aitu paling lambat pukul 04.00 pagi waktu Teheran.
“Dengan catatan rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Teheran [00:30 GMT], kami tidak berniat untuk melanjutkan respons kami setelahnya.” Jelas Araghchi.
Menurutnya, keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer Iran masih menunggu perkembangan selanjutnya.
SUMBER:Tribunnews.com