KABUPATEN TANGERANG (BANTEN), SUARAPANCASILA.ID – Pernyataan mengejutkan keluar dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tarmizi, saat ditanya soal sulitnya awak media melakukan peliputan kegiatan di Puskesmas Jayanti. Bukannya memberi solusi, jawaban Kadis justru memicu tanda tanya besar: “Biasanya Kepala Puskesmas takut diliput, karena banyak yang meminta uang,” ujar Hendra lewat pesan WhatsApp, Jumat (12/12/25).
Ucapan itu langsung membuat sejumlah wartawan terperangah. Jika benar, ini berarti ada “tradisi ketakutan” di internal Puskesmas hanya karena bayang-bayang pungutan liar dari oknum tertentu. Namun jika tidak benar, apakah pernyataan Kadis ini cuma alibi untuk menutupi masalah lain yang lebih besar?
Awak media menilai jawaban tersebut tidak menyelesaikan inti persoalan: mengapa Puskesmas Jayanti begitu tertutup dan seolah alergi terhadap liputan kegiatan publik? Bukankah instansi pemerintah justru wajib terbuka, transparan, dan siap diaudit oleh media sebagai representasi masyarakat.
Transparansi bukan pilihan itu kewajiban. Media hadir untuk memastikan akuntabilitas, memberi informasi publik yang benar, dan mencegah praktik penyimpangan di lapangan. Jika instansi pemerintah sampai “takut” disorot media, publik wajar bertanya: Ada apa sebenarnya di dalam Puskesmas Jayanti?
Jawaban KadinKes hanya membuka satu pintu: pintu kecurigaan. Selanjutnya, publik menunggu jawaban yang lebih jelas bukan sekadar alasan yang membuat semakin banyak tanda tanya daripada penjelasan.










