Kasus DBD di Minahasa Menurun

MINAHASA (SULUT) SUARAPANCASILA.ID-KBRN, Minahasa: Meskipun kasus penyakit demam berdarah DBD yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegepty di kabupaten Minahasa meningkat tajam pada awal tahun, sekarang di pertengahan tahun telah terjadi penurunan yang signifikan. Ini adalah hal yang baik untuk disyukuri.

Dr. Olviane Ratu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa, memberi tahu RRI Manado di Tompaso bahwa, “Di awal tahun, kasus penyakit demam berdarah di kabupaten Minahasa meningkat tajam atau tinggi.”

Di pertengahan tahun ini, dia menyatakan bahwa “Patut kita bersyukur kasus penyakit demam berdarah DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti telah terjadi tren penurunan secara signifikan.”

Bacaan Lainnya

SiGULMER (Strategi Penanggulangan Demam Berdarah) adalah metode pelaporan langsung masyarakat ke dinas kesehatan yang menggunakan barcode digital di ponsel Android untuk mengurangi peningkatan DBD.

Selanjutnya, penggunaan formulir barcode digital telah memudahkan masyarakat untuk mengakses pelaporan ke dinas kesehatan atau puskesmas dengan mudah dan efisien, yang diketahui secara real-time oleh dinas kesehatan kabupaten Minahasa.

Dr. Olviane Ratu, kadis kesehatan kabupaten Minahasa, mengatakan, “Dinas kesehatan akan menghubungi puskesmas terdekat untuk melakukan foging atau pemantauan untuk melakukan pengobatan dan rujukan setelah menerima informasi dari masyarakat.”

Semua puskesmas telah menggunakan sistem barcode, dan untuk memberi tahu orang tentang kasus demam berdarah DBD, Kadis Olviane Ratu mengatakan bahwa ke depan, laporan digital menggunakan barcode ini akan diletakkan di banner tetap di kantor kecamatan, desa, dan kelurahan.

Camat Tompaso Stenly David Umboh, SSTP MAP, menyambut baik rencana dinas kesehatan kabupaten Minahasa untuk memasang sistem digital form barcode untuk melaporkan kasus demam berdarah di setiap kantor kecamatan.

Umboh berharap, seperti yang dia katakan, “Kalau bisa pelaporannya bukan hanya kasus demam berdarah DBD tapi juga kasus penyakit lainnya yang sangat membutuhkan penanganan intensif dan serius.”(Franky Mezack)

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *