PEKAN BARU, SUARAPANCASILA.ID – Pernyataan hampir punahnya sejumlah seni dan budaya asli Provinsi Riau seperti seni pantun, seni tari, seni silat, seni kerajinan tangan, seni kuliner Melayu Riau asli dan lainnya. Bukan tanpa alasan. Perubahan zaman dan teknologi mempengaruhi hal tersebut, Senin (19/2/2024).
“Kesenian dan kebudayaan serta tradisi warisan budaya kalah dengan yang datang dari luar yang sifatnya modernisasi,” kata Dewi Kartika Sari selaku Ketua Yayasan Amanah Dewi Kartika Sari, yang bergerak di bidang seni dan budaya.
Selain itu, Dewi Kartika Sari yang sering disapa Ibu DKS juga menilai, beberapa kesenian dan kebudayaan khususnya di Provinsi Riau itu kurang atraktif. Beda halnya seni yang lebih atraktif sehingga cukup diminati.
“Di antaranya seni itu hanya duduk dan memainkan alat musik dan menyampaikan pesan,” terang Bu DKS.
Menurut dia, ada beberapa jenis seni yang nyaris hilang bak ditelan bumi lantaran tak ada lagi yang mengetahui bagaimana kesenian dan kebudayan di Provinsi Riau ini agar ditampilkan.
Generasi terakhir yang mengetahui persis kesenian yang lahir di wilayah Provinsi Riau ini pun sudah mulai meninggal satu persatu.
“Memang masih ada generasi lainnya yang masih memainkan seni-seni lainnya. Maka dari itu kami mencoba akan membangkitkan seni ini,” ungkapnya.
Ibu Dewi Kartika Sari (DKS) berujar, pihaknya akan melakukan pendekatan dengan para pelaku seni di wilayah Provinsi Riau. Agar seni di Bumi Lancang Kuning (julukan Riau, red) ini dihidupkan kembali.
Tak menutup kemungkinan lanjutnya, seni-seni akan dimodifikasi agar lebih atraktif sehingga banyak peminat dan penikmatnya.
“Kesempatan kali ini dengan menampilkan kesenian dan kebudayan juga dipergunakan untuk melihat antusiasme masyarakat Provinsi Riau. Apakah mereka tertarik atau tidak,” pungkas DKS. (*)