Komunitas Peduli Malang Kucecwara Gelar Wilujengan Dan Doa Bersama di Alun-Alun Tugu Malang

Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan Kota Malang bersama Djoko Rendi (Tithiek Tenger) kusyuk berdoa agar proses penyelenggaran Pilkada Serentak 2024 berjalan aman, lancar dan sukses

KOTA MALANG (JATIM), SUARAPANCASILA,ID-Puluhan orang yang mengatasnamakan diri mereka Komunitas Peduli Malang Kucecwara menyelenggarakan wilujengan serta doa bersama, bertempat di Tugu Alun-Alun Kota Malang, Minggu (25/11/2024) malam.

Berlangsungnya acara antusias diikuti tokoh lintas agama dan kepercayaan, spiritual, budayawan, dan warga Malang. Lebih menariknya lagi, Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan Kota Malang I Made Riandiana Kartika juga hadir turut serta mendukung kegiatan.

Dengan mengambil titik kumpul di depan halaman DPRD Kota Malang, Komunitas Peduli Malang Kucecwara disambut secara langsung oleh I Made Rian Diana Kartika. Kemudian bersama-sama berjalan beriringan menuju Alun-Alun Tugu tempat prosesi ritual.

Bacaan Lainnya

Dari pantauan awak media dilapangan sesampainya, puluhan orang yang mayoritas berpakaian adat istiadat budaya Jawa ini duduk melingkar, sembari membakar dupa setiap orangnya. Aroma kemenyan serta sesaji berupa Cok bakal semakin menambah kesakralan acara.

Prosesi penyerahan potongan tumpeng dari I Made Riandiana Kartika kepada salah satu sesepuh budayawan Malang.

Made menilai apa yang diinisiasi dan lakukan komunitas tersebut, menunjukan kepedulian sangat luar biasa terhadap proses bergulirnya Pilkada Serentak 2024. Dimana mereka berdoa agar nanti semua bisa berjalan sebagaimana mestinya.

“Kepedulian dan kesadaran secara naluri dari rekan-rekan Komunitas Peduli Malang Kucecwara untuk kota tercintanya ini, patut mendapat apresiasi. Terlebih dilakukan secara spontanitas, juga mendadak. Tujuannya sangat mulia berdoa agar proses Pilkada Serentak 2024 yang bergulir 27 November 2024 berjalan aman, lancar, dan kondusif,” tuturnya.

Senada juga disampaikan salah satu inisiator kegiatan yakni Djoko Rendi, mulanya terbesit dalam benak pikiran. Apa yang bisa diperbuat untuk Kota Malang tercinta. Mengingat dirinya lahir, tumbuh, besar, bertempat tinggal, dan mencari nafkah di bumi Arema. Hingga akhirnya muncullah ide gagasan bersama rekan-rekanya mengadakan wilujengan dan doa bersama.

“Selain berdoa supaya nanti segala sesuatunya berjalan aman, lancar dan kondusif. Kita juga berharap yang terplih memimpin Kota Malang nanti betul-betul amanah, memperhatikan masyarakat. Jujur kita akui tidak bisa berbuat apa apa, selain berdoa yang terbaik,” jelas pendiri Titiek Tenger ini.

Disinggung terkait alasannya mengadakan doa bersama di Tugu Kota Malang, Djoko Rendi mengakui selama ini mempercayai linggayoni ada di Tugu atau bisa dikatakan titik nol Kota Malang.

Prosesi pembuka wilujengan dan doa bersama

“Bukan legenda namun sejarah menjelaskan titik nol kota Malang ada di Tugu. Sehingga kita berpikir dari titik nol inilah hal baru itu pasti. Intinya kembali lagi memohon kepada Sang Khalik agar yang terbaik yang terjadi sesuai kehendak-Nya,” pungkasnya.

Prosesi puncak, I Made Rian Diana Kartika melaksanakan potong tumpeng kemudian diserahkan kepada sesepuh spiritual dan budayawan yang hadir.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *