Marak Pencurian di Tungkaran Sahang, Warga RT 8 Desa Telaga Sepakat Adakan Jaga Malam

Telaga, Tanah Laut(KALSEL), SUARA PANCASILA.ID — Sabtu malam 19 April 2025, Dalam suasana yang penuh keprihatinan namun sarat semangat kebersamaan, lebih dari 30 warga RT 8 Desa Telaga berkumpul di rumah Ketua RT Bapak Ngatno pada malam yang tak biasa. Bukan sekadar agenda rutin, rapat kali ini menjadi momen penting untuk menegaskan sikap: warga tak tinggal diam menghadapi gelombang pencurian yang belakangan menghantui wilayah Tungkaran Sahang, Desa Telaga, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.

Selama dua pekan terakhir, laporan kehilangan dan kemalingan terus berdatangan. Kekhawatiran merebak, tak hanya soal harta benda, tapi juga soal rasa aman yang perlahan memudar. Rapat darurat pun digelar sebagai bentuk tindak lanjut atas keresahan kolektif tersebut.

Kepala Desa Telaga, yang turut hadir langsung dalam rapat malam itu, menyampaikan pesan tegas namun menggugah. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran aktif seluruh lapisan warga.

Bacaan Lainnya

“Ini tanggung jawab semua,ini tanggung jawab bersama” ujar Kepala Desa dengan suara tegas namun penuh harap. “Tidak hanya ketua RT, tapi semua warga ikut bahu membahu untuk masalah keamanan dan ketertiban masyarakat.”

Rapat itu membuahkan beberapa kesepakatan strategis. Salah satunya, pembentukan pos jaga di titik strategis wilayah RT 8. Selain itu, sistem jaga malam secara bergiliran juga disepakati bersama. Langkah ini dinilai sebagai upaya konkret dan darurat untuk mengembalikan rasa aman serta mencegah aksi kriminalitas yang lebih luas.

Ketua RT, Bapak Ngatno, mengapresiasi semangat gotong royong yang tetap hidup di tengah kondisi menekan ini. Ia menyatakan bahwa keterlibatan warga dalam pengawasan lingkungan akan menjadi kunci keberhasilan menjaga keamanan bersama.

“Kita tidak bisa bergantung sepenuhnya pada pihak luar. Lingkungan ini milik kita, maka kita juga yang harus menjaganya,” ujarnya lugas.

Rapat malam itu menjadi bukti bahwa di tengah ancaman, solidaritas warga justru semakin menguat. Tak sekadar menunggu, warga Tungkaran Sahang memilih untuk bergerak. Dari keresahan tumbuh kesadaran; dari kekhawatiran lahir kekuatan kolektif.

Dalam diam malam yang pekat, kini Tungkaran Sahang tidak lagi terlelap sepenuhnya. Ada warga yang berjaga, ada nyala semangat yang hidup. Sebuah pesan sederhana namun kuat bergema dari sudut Desa Telaga: keamanan adalah tanggung jawab bersama.

 

 

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *