Desa Kintap, TANAH LAUT (KALSEL), SUARA PANCASILA.ID —Api memang membakar dinding rumah, tapi tidak bisa memadamkan nurani manusia. Inilah yang ditunjukkan oleh PAC Pemuda Pancasila Kintap, saat bencana datang tanpa aba-aba, dan mereka bergerak lebih cepat dari sirine.
Rabu, 9 April 2025, PAC Pemuda Pancasila Kintap menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada korban kebakaran yang terjadi tiga hari sebelumnya di Jalan Pusaka RT 01 Dusun 01 Desa Kintap. Bantuan berupa paket sembako, perlengkapan kebutuhan harian, hingga uang tunai, diserahkan langsung kepada keluarga korban yang kini kehilangan tempat berteduh.
“Kami datang bukan sebagai organisasi, tapi sebagai sesama manusia,” ucap salah satu pengurus PAC PP Kintap saat menyerahkan bantuan. Kalimat sederhana, namun mengandung makna mendalam—bahwa solidaritas tidak mengenal seragam, hanya hati yang siap bergerak.
Kebakaran terjadi Minggu, 6 April 2025, saat suasana Lebaran masih terasa di seluruh pelosok desa. Rumah milik Sumari, seorang warga setempat, tiba-tiba dilalap si jago merah yang diduga berasal dari korsleting listrik. Naasnya, saat kejadian, sang pemilik rumah sedang tidak berada di tempat.
Padatnya permukiman membuat api cepat menyebar. Tim pemadam dari Sektor Kintap dan Jorong berjuang selama lebih dari satu setengah jam, mulai pukul 11.39 hingga 13.08 Wita, untuk mengendalikan api. Terhambatnya suplai air menjadi tantangan berat. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material ditaksir mencapai Rp 50 juta. Rumah beserta kenangan di dalamnya, habis tak bersisa.
Keesokan harinya, Senin 7 April, PAC PP Kintap langsung turun ke jalan. Mereka tak menunggu perintah atau instruksi formal. Aksi penggalangan dana digelar di berbagai titik strategis di wilayah Kecamatan Kintap. Tak hanya anggota organisasi yang terlibat—warga biasa pun ramai-ramai menyumbang, menandakan bahwa semangat gotong royong masih hidup dan kuat.
Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Tanah Laut, H. Amperansyah, SKM, MS, menyampaikan apresiasi mendalam atas gerak cepat yang dilakukan anak-anak muda ini. Baginya, ini lebih dari sekadar aksi sosial.
“PAC PP Kintap ini selalu menjadi garda terdepan dalam isu-isu sosial. Ini adalah teladan bahwa pemuda hari ini tak hanya pandai bicara, tapi juga sigap bertindak,” ujar H. Amperansyah dengan penuh kebanggaan.
Pemuda Pancasila Kintap memang bukan pemain baru dalam urusan kemanusiaan. Mereka dikenal sebagai kelompok yang responsif, hadir tanpa diminta, dan selalu menempatkan kepedulian sebagai prioritas utama. Bagi mereka, musibah bukan sekadar berita—tapi panggilan aksi.
Kini, sementara aparat desa dan tim relawan terus mendata kebutuhan lanjutan dan menyiapkan bantuan logistik serta material, satu hal sudah pasti: keluarga korban tak merasa sendiri. Di tengah abu dan reruntuhan, ada tangan-tangan yang menggenggam erat, membantu mereka berdiri kembali.
Karena sejatinya, tragedi tak hanya menyisakan luka. Ia juga membuka ruang bagi kemanusiaan untuk bersinar. Di Tanah Laut, rumah boleh terbakar, tapi hati tetap menyala. Pemuda Pancasila Kintap telah menunjukkan, bahwa ketika musibah datang, yang paling dibutuhkan bukan sekadar bantuan—melainkan keberanian untuk peduli.