BREBES (JATENG), SUARAPANCASILA.ID – Sudah sebulan lebih, sebanyak 130 keluarga korban tanah gerak di Desa Mendala, Kecamaran Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menempati tenda pengungsian di Gunung Poh. Dimana, semua aktifitas harian dilakukan di dalam tenda.
Kini, mereka dipindahkan dari posko pengungsian ke lokasi baru sambil menunggu proses relokasi ke hunian tetap. Mereka akan memulai hidup baru dengan menempari hunian sementara pada Rabu (21/5/2025) kemarin.
Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma memimpin langsung proses kepindahan dilakukan dengan berjalan kaki diiringi lantunan shalawat dan musik rebana. Setiba di hunian sementara, mereka langsung menempati petak petak rumah semi permanen berukuran 4 x 5 meter persegi.
Huntara ini terbuat dari rangka baja ringan dan papan kalsibot sebagai dindingnya. Pintu kamar – rumah tebuat dari triplek dan berlantai semen. Di kompleks ini tersedia beberapa ksmar mandi dan dapur bersama.
Haris (37) salah seorang pengungsi mengaku, meski tidak kekurangan makan, namun selama sebulan lebih tinggal di tenda penampungan merasakan kesedihan. Tidur makan dan kegiatan lain dilakukan berbarengan sehingga tidak ada privasi.
“Sejak tanggal 18 April sudah menempati tenda pengungsian. Rasanya mumet, mikirin rumah. Pengin punya hunian yang layak,” ungkap Haris usai memindahkan barang ke huntara Rabu petang.
Seorang pengungsi lain, Tifa (18) mengaku senang bisa segera pindak dari tenda pengungsian. Dia mendambakan tempat tinggal yang nyaman bersama orang tua dan adik adiknya.
“Ada enaknya, tapi pengin punya tempat tinggal yang layak kaya di rumah dulu,” jelas Tifa.
Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma menjelaskan, sambil menunggu relokasi, warga yang menempati huntara tetap akan mendapatkan bantuan. Tiap jiwa mendapat Rp 10 ribu selama tiga bulan dari Kemensos. Selain itu, mereka tetap disuplai logistik dari bantuan para donatur.
“Selama tiga bulan, masing masing korban akan dapat bantuan Rp 10 ribu. Kemudian, logistik bahan makanan juga tetap diberikan, sumbangan para donatur,” kata Bupati Brebes.
Bupati berjanji, akan memperjuangkan relokasi berjalan lebih cepat. Sehingga mereka yang kehilangan rumah akibat bencana alam bisa segera menempati hunian tetap.
“Meski bukan rumah permanen, Huntara ini diharapkan bisa menjadi tempat tinggal yang aman dan layak sampai hunian tetap siap,” pungkas Bupati.