Pilkada Bitung Debat Kedua Tak Kondusif

BITUNG (SULUT) SUARAPANCASILA.ID-Tidak ada kesuksesan dalam debat kedua pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bitung.

Ini jelas terlihat dari keadaan dan keadaan saat debat kedua sementara di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bitung pada Selasa, 22 Oktober 2024.

Sebagian besar pendukung pasangan calon nomor urut 2, Hengky Honandar – Randito Maringka, tiba di lokasi debat tanpa membawa kartu identitas

Bacaan Lainnya

Namun, beberapa hal telah disetujui dalam rapat koordinasi dengan pihak keamanan dan penghubung pasangan calon (Paslon).

Satu kesepakatan adalah membatasi jumlah pendukung yang dapat hadir di ruangan debat kedua paslon menjadi 80 orang.

Ketika petugas kepolisian mengeluarkan sejumlah pendukung yang tidak memiliki kartu identitas, mereka sempat bersitegang karena tidak ingin keluar dari lokasi debat.

Menurut Wiwinda Hamisi, Ketua Divisi Sosdikli, Parmas, dan SDM KPU Kota Bitung, ada peningkatan jumlah pendukung untuk debat kedua ini.

“Sebelumnya ada 50 pendukung setiap paslon, kali ini kita tambah 80 jumlah pendukung. Sehingga suasana dan kondisi cukup ramai,” ucapnya.

Wiwinda juga menjelaskan, akan ada evaluasi dalam usai kegiatan itu berlangsung. Termasuk, katanya, apa yang sudah ditetapkan dalam rapat koordinasi harus dipatuhi.

“Apa yang sudah ditetapkan, harusnya dipatuhi. Termasuk id card ini. Kalau memang ada pendukung ingin melihat secara langsung, silahkan minta id card ke masing-masing paslon,” jelasnya.

Fabian Kaloh, ketua tim kampanye paslon nomor urut 1 Geraldi Mantiri—Erwin Wurangian, menyangkan adanya peristiwa tersebut.

Fabian berpendapat bahwa salah satu paslon seharusnya tidak  melanggar persyaratan teknis yang sudah disepakati.

“Menyangkan sih. Padahal sudah dibahas bersama. Tapi, ada paslon yang melanggar. Harusnya mendapat sanksi berat karena berpotensi membuat situasi tidak kondusif,” beber Fabian.

Ia juga menyoroti adanya pengerahan massa sebelum debat berlangsung. Fabian mengatakan hal itu memicu terjadinya kericuhan.

“Bisa dibayangkan ngga kalau kedua paslon melakukan hal yang sama? Pasti akan menjadi potensi kericuhan,” tukasnya.(Fesna Kodobo)

 

 

 

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *