SAWAHLUNTO (SUMBAR), SUARAPANCASILA.ID – Kelompok Sadar Wisata (PokDarWis) Bukik Batu Desa Kolok Nan Tuo Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto aktif kembali setelah hampir 5 tahun tidak ada program dan kegiatan.
Tujuan mengaktifkan kembali organisasi yang berafiliasi kepada sektor pariwisata, ekonomi dan seni- budaya untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan gerak pemuda dalam membangun kampung halaman.
Demikian pernyataan Wakil Ketua PokDarWis Bukik Batu Deby A MM, menjawab pertanyaan awak-media SuaraPancasila.id, Rabu (21/01/24) di salah-satu Cafe di Desa Talawi Hilia.
Menurut Deby, sebelumnya PokDarWis Bukik Batu sudah aktif dengan berbagai kegiatan program pembangunan sektor pariwisata, ekonomi dan seni-budaya. Tapi sejak Ketuanya Devis merantau ke Batam dan Tim Utama Penggerak Program Umi Risheca kurang aktif, organisasi ikut mati-suri.
Dalam sektor pariwisata, kara Deby, kelompok ini sudah membenahi infra-struktur jalan ke berbagai objek wisata desa. Diantaranya pembangunan jalan ke objek wisata dari Sikuniak – Bomben – Bukik Jonti sepanjang 3 km dengan lebar 4 meter dengan memanfaatkan Dana Desa. Akses jalan ini dimaksudkan untuk memperlancar proses pembangunan Danau Buatan Embung Bomben di kaki Bukik Jonti yang diprediksikan sampai beroperasi akan menelan biaya Rp. 25 milyar. Dari embung Bomben ini diperkirakan irigasinya akan mampu mengairi 200 hektar sawah di Desa Kolok Nan Tuo.
Sementara dari embung ini, kata Deby, berdasarkan analisis teknis awal Ir. Zamrisyaf (pemenang Kalpataru Perintis Lingkungan tahun 1980-an dengan PALTAM nya di Sitalang Batu Kambing Lubukbasung Kabupaten Agam) bila debit airnya diatas 60 liter/detiik, bisa dibangun Proyek Desa PALTAM dan mampu memproduksi listrik untuk 2.000 rumah. “Desa ini akan terang benderang dengan produksi listrik yang dilakukan oleh masyarakat sendiri,” kata Deby menirukan mimik-pembicaraan dengan Pak Zamrisyaf yang datang dalam kunjungan wisata dengan keluarganya tahun 2018 lalu.
Sepanjang jalan menuju Embung Bomben Bukik Jonti dari Sikuniok ini dibangun Gazebo dan Pondok Wisata yang dikelola pemuda secara profesional. Pondok Wisata dan Wisata Alam Panorama Desa Kolok Nan Tuo bisa dijadikan objek alternatif week-end bagi kaum muda dan keluarga, jelas Deby.
Objek Wisata Alam yang sudah ada dan siap dioperasionalkan, waktu itu, Ayia-Tajun Tigo Tingkek, Embung Gua Ngalau Ghimau, Ngalau Bunian, Poken-Okok, Jilotiu, Kambulau, Lokuok-datau, Singkarewang dan Panorama Alam Teletubiez yang sudah pernah difungsikan sebagai sirkuit olahraga bermotor untuk kendaraan rida empat dan roda dua serta Arena Bumi Perkemahan Pemuda, Pusat Penelitian Bebatuan Labor Alam serta objek wisata remaja.
Hidupnya sektor pariwisata yang dikelola pemuda dibawah naungan PokDarWis Bukik Batu dengan sendirinya lapangan pekerjaan akan terbuka, sektor ekonomi masyarakat ‘pelan tapi pasti’ akan hidup. Misalnya pengadaan Galian C bakal hidup dengan tagline memanfaatkan hasil lingkungan dan pelestarian keselamatan lingkungan hidup. Kegiatan ini dipercayakan pengelolaannya kepada BUMDes SEJATI Kolok Nan Tuo yang pernah jaya dimasanya dengan produk Jamur Tiram, Cosmetik dan Air-mineral Kangen-Water.
Untuk kegiatan seni-budaya di Desa Kolok Nan Tuo sudah seperangkat alat kesenian tradisional, seperangkat alat Tambua-Tasa dan seperangkat alat musik modern. Ini bisa dimanfaatkan untuk aktivitas pemuda. Tugas pengurus PokDarWis mendatangkan pelatih yang kualifide untuk membina generasi muda dan pelajar kita. Dulu sudah ada kegiatan rutin seperti Festival Muharram, Pagelaran Obor, Makan Bajamba dan kegiatan insidentil lainnya yang seperti Malewakan Gala Datuak yang direkomendasi oleh Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak-Pandai, Bundo-Kanduang, Pemuda dan Tokoh Masyarakat yang asa di kampung-halaman naupun di perantauan. “Kegiatan seperti ini mesti dilaksanakan kembali dalam upaya melestarikan adat dan budaya Minangkabau yang ada di Desa Kolok Nan Tuo.
“Disamping itu, kata Deby, Presiden RI Pak Prabowo Subianto menekankan kepada Gubernur, Bupati, Walikota, TNI, POLRI dan generasi-muda bersama masyarakat untuk menyukseskan Program Swasembada Pangan Nasional yang penguatannya dari pinggiran,”, kata Deby mengakhiri wawancara.
Penulis Adeks Rossyie Mukri