Reses Terakhir, Daniel Rohi Ajak Berjuang Menangkan Perhelatan Pilkada 2024.

KOTA MALANG,SUARAPANCASILA.ID-Anggota DPRD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Timur, Ir. Daniel Rohi, M.Eng Sc, IPU menyelenggarakan reses terakhir bersifat sosialiasi. Adapun kegiatan yang bertajuk “Meningkatkan Peran dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Kepala Daerah Serentak Tahun 2024”, bertempat Hotel Savana (Ruang Magoni) Jalan Letjen Sutoyo, Kota Malang, (30/6/2024).

 

Turut hadir pula pada kesempatan kali ini, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika, SE., MM., sekaligus pengurus DPC, PAC dan seluruh ranting di Kota Malang.

Bacaan Lainnya

 

Dalam reses kali ini, Daniel Rohi menyampaikan banyak hal. Dalam pemateri pengantar, ia menekankan pada pentingnya tingkatan kaderisasi internal partai dan tanggungjawab penyelenggara pemilukada (KPU) serta pemerintah penyedia anggaran.

“Bukan persoalan anggaran yang gede dikeluarkan untuk biaya Pilkada, tetapi agenda politik yang mengharuskan setiap partai politik untuk berjuang memenangkan perhelatan pilkada di setiap daerah dalam artian merebut kekuasaan untuk kesejahteraan rakyat,” tuturnya.

 

Disamping itu, dia juga mengutip pernyataan politisi dan juga teman dekatnya yang mengatakan bahwa, berbicara program di internal partai itu lebih sulit ketimbang jadi kepala daerah.

 

“Di internal partai, ketika bicara program, ramainya gak ketulungan, susah dieksekusi kadang susah dianggarkan,” imbuhnya. Ketika kita jadi kepala daerah, apa yang tidak bisa. Semua bisa terealisasi karena ada anggaran anggaran yang sudah tersedia, itu kata sahabat saya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, masyarakat memiliki andil yang cukup besar dalam proses pemilihan umum bahwa masyarakat sebagai pemilih yang menentukan kalah menangnya kandidat dan baik buruknya penyelenggaraan pemilukada.

 

“Pentingnya mendorong peningkatan partisipatif masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilukada serentak 2024 di setiap daerah,” lanjutnya.

 

Dikesempatan yang sama I Made Riandiana Kartika menyoroti tentang pemilih apatis. Dimana diakuinya begitu rumitnya menghadapi pemilih apatis. Baik saat perhelatan Pilpres, Pileg dan Pilkada.

 

“Sulit itu ketika kita muncul kasus adanya rakyat sebagai pemilih apatis. Terlebih yang didengungkan “Gak ada uang gak ada suara. Pernyataan ini adalah sikap apatisme masyarakat, bukan kapitalistik,” ujarnya.

 

Made mengklaim apatisme dampak dari medsos dan pergaulan. Dia menyebutkan beberapa hal yang menjadi penggiringan opini sehingga berpengaruh pemilih menjadi apatis.

 

“Ada berapa hal yang mendasari pemilih itu apatis yakni menganggap parpol tidak penting, Parpol dan pemilu gak ada gunanya, Partai hanya sebagai alat pengumpul suara rakyat, dan pemilu hanya mementingkan pribadi dan kelompok. Gara-gara perilaku pejabat dan politisi buruk menjadikan image negatif dan apatisme masyarakat pada pemilu ini,” jabar Politikus PDI Perjuangan ini.

 

Selanjutnya, Dengan tegas disampaikan bahwa regenerasi PDI Perjuangan harus dipikirkan mulai sekarang. Bahkan ditargetkan setidaknya 70%, kalau hal tersebut tidak tercapai dikhawatirkan Made akan tertinggal oleh partai lain yang saat ini berlomba merebut hati pemilih milineal.

 

“Partai harus memikirkan dan membuka diri, bahwa pentingnya regenerasi demi kepentingan partai kedepan. Pesan saya, mari kita rebut pemilih apatis, bagaimana pun caranya. Yang jelas yang positif, bergaul lah dan bermain medsos lah dengan mereka dengan cara yang baik. Hal yang baik akan menghasilkan tujuan baik,” pungkasnya.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *