BREBES (JATENG), SUARAPANCASILA.ID – Pemerintah Kabupaten Brebes melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar kegiatan Pendidikan Politik bagi Mahasiswa bertema “Peran Mahasiswa dalam Berdemokrasi dan Upaya Mencegah Judi Online serta Pinjaman Online Ilegal” di Saung Teras Banyu, Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Jumat (12/12/2025). Sebanyak 76 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Brebes mengikuti kegiatan tersebut.
Acara menghadirkan Plt. Kepala Bakesbangpol Brebes Moch. Reza Prisman, Kabid Poldagri dan Ormas Fetiana Dwiningrum, Manager OJK Kabupaten Tegal Kukuh Harisman, serta perwakilan Yayasan Rumah Cinta Brebes M. Munawir Lasiyono.
Kabid Poldagri dan Ormas, Fetiana Dwiningrum, membuka kegiatan dengan apresiasi kepada para peserta.
“Ini ruang silaturahmi dan berbagi wawasan antara pemerintah daerah dan mahasiswa,” kata Fetiana.
Ia berharap mahasiswa mampu menjaga perilaku yang sehat dan bertanggung jawab, serta aktif menyebarkan informasi mengenai bahaya pinjaman online ilegal dan judi online. “Lingkungan kampus harus ikut menjaga ekosistem yang aman,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Manager OJK Kabupaten Tegal, Kukuh Harisman, memaparkan tugas OJK dalam melindungi konsumen jasa keuangan. Ia menjelaskan perbedaan pinjaman online legal dan ilegal, termasuk risiko penyalahgunaan data pribadi dan tingginya bunga.
“Pinjol ilegal biasanya meminta akses data yang tidak wajar. Itu sangat berbahaya,” kata Kukuh.
Ia juga menegaskan komitmen OJK dalam memblokir rekening yang terindikasi terkait judi online. “Dampaknya bisa menghancurkan individu dan keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Yayasan Rumah Cinta Brebes, M. Munawir Lasiyono, menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga kualitas demokrasi. “Mahasiswa itu agent of change. Minimal pegang tiga prinsip: respect to people, respect to time, dan respect to system,” kata Munawir.
Selanjutnya, Plt. Kepala Bakesbangpol Brebes, Moch. Reza Prisman, menjadi sorotan utama dalam sesi materi. Ia mengingatkan mahasiswa agar memahami jati diri bangsa sebagai dasar dalam menyampaikan kritik.
“Sebelum mengkritik negara, pahami dulu bangsamu. Itu wujud cinta tanah air,” ujar Reza.
Ia menjelaskan bahwa keutuhan NKRI bertahan karena kesamaan ideologi, sejarah perjuangan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, serta pengakuan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.
“Mahasiswa harus kritis, tapi tetap berpegang pada pemahaman yang benar. Bangun kualitas diri dan jejaring, itu modal penting untuk masa depan,” katanya.
Kegiatan berlangsung lancar, aman, dan tertib. Para mahasiswa terlihat antusias berdialog dengan para narasumber, terutama saat membahas isu literasi digital, kebangsaan, dan peran generasi muda dalam demokrasi lokal.










