KINTAP(KALSEL), SUARA PANCASILA.ID — Api yang menyala di tengah malam itu tidak hanya menghanguskan bangunan, tetapi juga menyisakan luka bagi dunia pendidikan di Kecamatan Kintap. Kebakaran hebat melanda SDN 1 Sungai Cuka, Kabupaten Tanah Laut, pada Minggu (21/12/2025) sekitar pukul 21.00 WITA, mengakibatkan kerusakan parah dan hilangnya dokumen penting sekolah.
Peristiwa tersebut menghanguskan tiga ruang kelas, satu rumah guru, rumah kepala sekolah, serta sejumlah arsip pendidikan. Di antara dokumen yang terbakar, terdapat 57 buku rapor siswa, yang selama ini disimpan di dalam lemari ruang kelas sebagai arsip sekolah.
Menanggapi kejadian tersebut, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tanah Laut sekaligus Ketua Komisi II DPRD Tanah Laut, H. Agus Prasetya B, pada Senin sore (22/12/2025), langsung mengunjungi lokasi kebakaran untuk melihat secara langsung kondisi sekolah pascakejadian.
Mengutip dari laman berita lentera kalimantan, Kepala SDN 1 Sungai Cuka, Suroyo, membenarkan bahwa puluhan rapor siswa ikut musnah dilalap api. Sebagian besar rapor tersebut merupakan milik siswa tahun ajaran sebelumnya dan sedianya akan dibagikan dalam waktu dekat.
“Ada 57 rapor siswa yang terbakar. Itu arsip sekolah dan rencananya akan diserahkan pada hari Rabu nanti,” kata Suroyo saat dihubungi, Senin (22/12/2025).
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Saat kebakaran terjadi, kondisi sekolah dalam keadaan kosong. Guru-guru yang biasanya tinggal di lingkungan sekolah diketahui sedang berada di luar daerah.
“Waktu kejadian tidak ada orang di sekolah. Guru yang tinggal di sekolah lagi pulang ke Banjarmasin,” ujarnya.
Meski tanpa korban jiwa, dampak kebakaran sangat dirasakan. Tiga ruang kelas mengalami kerusakan berat dan tidak lagi dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini memaksa pihak sekolah mengambil langkah darurat dengan meliburkan seluruh siswa demi keselamatan dan kelancaran pendataan kerusakan.
Pihak sekolah juga telah melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Laut untuk penanganan lebih lanjut, termasuk rencana pemulihan sarana belajar yang terdampak.
“Kegiatan belajar mengajar sementara dihentikan karena beberapa ruang kelas tidak dapat digunakan. Kami meliburkan siswa sambil menunggu penanganan lebih lanjut,” pungkas Suroyo.
Kebakaran ini menjadi pengingat pahit bahwa satu malam bisa menghapus jejak panjang proses pendidikan. Di tengah abu dan puing bangunan SDN 1 Sungai Cuka, harapan kini bertumpu pada langkah cepat dan nyata agar ruang belajar anak-anak dapat kembali berdiri, dan masa depan mereka tidak ikut terbakar bersama rapor yang hangus.(suarapancasila.id-hayat)










