Tasyakuran Rumah Dinas, Bupati Minta Doa Restu Warga Tanah Laut

Pelaihari(KALSEL), SUARA PANCASILA.ID — Senja belum benar-benar tenggelam ketika suasana khidmat mulai menyelimuti kompleks Rumah Dinas Bupati Tanah Laut, Sabtu (2/8/2025) sore. Lantunan maulid habsyi terdengar syahdu, menjadi pembuka rangkaian acara syukuran atas dimulainya penempatan rumah dinas oleh Bupati H. Rahmat Trianto.

Di hadapan para tokoh agama, unsur Forkopimda, dan masyarakat yang hadir, acara tasyakuran ini bukan sekadar seremoni. Ia menjadi penanda komitmen awal, sekaligus refleksi spiritual dari seorang pemimpin yang hendak memulai tugas besar lima tahun ke depan.

Acara berlanjut dengan pembacaan Surah Yasin dan tahlil yang dipimpin Guru KH. Abdurrahman Husain. Deretan doa kemudian mengalir dalam khidmat yang dipimpin KH. Mukri Yunus, diselingi penyerahan sembako kepada anak yatim dan piatu sebagai wujud kepedulian sosial dari sang pemimpin daerah.

Bacaan Lainnya

Bupati Rahmat dalam sambutannya menyampaikan harapan yang sederhana namun sarat makna. “Kami mohon doa agar kami sekeluarga bisa menempati rumah ini dengan aman dan dapat berkah dari Allah SWT,” ucapnya.

Namun lebih dari sekadar menempati bangunan, Bupati Rahmat memaknai rumah dinas ini sebagai ruang tanggung jawab — tempat di mana segala janji politik harus ditagih dan ditepati, tempat ia dan jajarannya akan bekerja menata Tanah Laut.

“Kami mohon doa dan ridho agar kami senantiasa diberikan keistiqomahan, istiqomah dalam menjalankan kepemimpinan Kabupaten Tanah Laut, dan tentunya bisa menempati apa-apa yang menjadi janji politik kami,” tuturnya tegas.

Ucapan itu bukan tanpa beban. Dalam setiap kata, terselip harapan agar masyarakat tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga bagian dari perjalanan membangun Tanah Laut ke arah yang lebih baik. “Kami ingin rumah ini menjadi tempat lahirnya kebijakan yang berpihak dan berkeadilan,” lanjutnya.

Wakil Bupati H. Muhammad Zazuli bersama istri turut hadir, mendampingi dalam suasana kekeluargaan yang kental. Hadir pula Pj. Sekda, para alim ulama, pimpinan pondok pesantren, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Kepala Kemenag, Danyonif 623, Ketua Baznas, tokoh masyarakat, hingga jajaran pimpinan SKPD.

Syukuran ini bukan hanya momentum spiritual, tapi juga pesan politik yang halus namun kuat — bahwa kepemimpinan H. Rahmat Trianto dan H. Muhammad Zazuli bukan dimulai dari janji semata, melainkan dari doa, tekad, dan keberanian untuk mendengar dan bekerja.(suarapancasila.id-foto:ist/diskominfostasantala)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *