KAB BREBES (JATENG) SUARAPANCASILA.ID – Kapolres Brebes AKBP Lilik Ardhiansyah memulangkan 160 remaja yang sempat diamankan saat aksi unjuk rasa berujung anarkis kepada orang tua masing-masing. Keputusan ini menunjukkan komitmen kepolisian untuk mengedepankan pendekatan edukatif dalam meredam eskalasi sosial, bukan sekadar penindakan hukum.
Melalui Ps Kasi Humas Polres Brebes, Iptu Indra Prasetyo, Kapolres menjelaskan bahwa mayoritas peserta yang diamankan adalah pelajar dari Brebes, Tegal, dan Jambi. “Kami tidak ingin masa depan anak-anak ini rusak karena satu momen yang dipenuhi provokasi. Mereka harus belajar, bukan dipenjara,” ujarnya, Minggu, (31/8/2025).
Proses pemulangan berlangsung haru. Tangis dan pelukan menyambut para remaja yang sempat terlibat dalam kericuhan. Banyak orang tua datang langsung ke Mapolres dengan wajah cemas, lalu pulang dengan tekad baru untuk lebih membimbing anak-anak mereka agar tidak mudah terprovokasi dalam aksi massa mendatang.
Langkah humanis ini mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat dan pemerhati pendidikan, yang menilai pendekatan restoratif jauh lebih berdampak daripada penindakan represif. Kepolisian kembali menegaskan bahwa edukasi dan pembinaan adalah prioritas utama dalam menangani keterlibatan remaja.
Kapolres juga menegaskan bahwa tindakan anarkis tidak bisa ditoleransi. Negara harus hadir menegakkan hukum, namun pembinaan terhadap generasi muda tetap menjadi prioritas. “Negara tidak boleh kalah dengan aksi anarkis. Tapi kita juga harus mendidik anak-anak kita agar tidak mudah terprovokasi. Mereka harus belajar, kembali ke rumah, dan menata masa depan,” tegasnya.
Dengan langkah tegas sekaligus humanis ini, kepolisian berharap masyarakat kembali merasa aman, dan para orang tua lebih waspada mengawasi putra-putrinya. “Brebes harus tetap aman. Jangan biarkan segelintir aksi anarkis merusak kedamaian dan masa depan daerah ini,” pungkas Kapolres.
Sementara itu, kerusakan akibat kericuhan meluas ke sejumlah fasilitas publik dan kepolisian, termasuk Pos Polisi Brexit, Pos Pasar Induk, dan Polsek Bumiayu. Lemparan batu, petasan, dan aksi pembakaran terjadi sporadis di berbagai titik, memaksa aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Kericuhan ini merupakan bagian dari gelombang demonstrasi nasional yang dipicu oleh kematian tragis seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, dalam aksi di Jakarta pada 28 Agustus. Aksi solidaritas menyebar ke berbagai daerah, termasuk Brebes, dengan eskalasi yang tak terduga.
Meski kerusakan fisik cukup parah, keputusan Kapolres untuk memulangkan 160 remaja ke pelukan keluarga mereka menjadi simbol bahwa pendekatan empati tetap menjadi kunci menjaga stabilitas sosial. Pemerintah daerah dan aparat keamanan kini tengah menyusun langkah pemulihan serta dialog terbuka untuk mencegah eskalasi lanjutan.