Jakarta – Ada yang menarik dari laporan studi menopause di Singapura dengan analisis 3 ras wanita yakni India, Tionghoa, dan Malaysia. Rupanya, gejala terbanyak menopause yang ditemukan berbeda dengan keluhan warga di negara barat.
Jika ‘hot flushes’ atau sensasi nyeri di dada, wajah, sampai leher menjadi gejala menopause teratas wanita AS hingga Eropa, di Singapura catatan terbanyak adalah artralgia alias nyeri sendi hingga otot.
“Kondisi tersebut bisa jadi karena kekurangan estrogen,” kata Profesor Yong Eu Long, dari Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura, dikutip dari Channel News Asia, Senin (22/1/2024).
Dirinya menjelaskan estrogen secara umum melindungi persendian dan mengurangi peradangan. Persendian bisa membengkak imbas kadar estrogen menurun selama menopause.
“Selama menopause, kulit mengering dan cairan di sekitar persendian juga menyusut. Otot juga melemah. Sendi-sendinya bergesekan dan menimbulkan rasa sakit,” jelas dia.
Sendi yang umum digunakan seperti di sekitar jari tangan, bahu, lutut, dan punggung adalah yang paling sering terdampak.
Kondisi ini dikaitkan dengan gejala menopause lainnya termasuk kekeringan pada vagina, kelelahan fisik dan mental, serta kekuatan otot yang buruk.
Prof Yong mengatakan temuan ini menggarisbawahi perlunya melakukan penelitian serupa secara lokal untuk memahami dan mengelola gejala yang dialami perempuan di Singapura juga wanita Asia.
Meskipun nyeri tersebut merupakan keluhan umum dari wanita yang mengalami menopause, hanya sedikit penelitian dilakukan mengenai penyebab dan faktor risiko terkait dengan kondisi tersebut.
“Arthralgia menopause adalah suatu kondisi yang bahkan para dokter di seluruh dunia tidak menyadarinya,” katanya.
“Mengisi kesenjangan ini akan membantu memahami beban arthralgia dan faktor-faktor terkaitnya, dan mungkin memberikan pemahaman tentang cara meningkatkan penanganannya.”
Nyeri sendi dan otot akibat menopause sering disalahartikan sebagai bagian tak terelakkan dari proses penuaan.
Madam Amy Fang, seorang peserta penelitian yang telah mengidap arthralgia selama satu dekade, mengatakan bahwa kondisi ini telah menyebabkan ketidaknyamanan yang luar biasa, termasuk pada tulang belakang dan saraf, menghambat kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas dasar sehari-hari, dan secara signifikan mempengaruhi kualitas hidupnya.
“Ini pertama kali saya lihat sebagai (gejala penuaan) dan diberitahu bahwa saya tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada yang memberi tahu saya bahwa hal itu mungkin terkait dengan menopause. Itu adalah perjalanan yang sangat sulit karena tidak ada seorang pun yang memahami rasa sakit yang saya alami,” katanya.
Dia termasuk di antara semakin banyak wanita yang mencari pengobatan di NUH karena gejala menopause. Rumah sakit mengatakan pasien dengan gejala-gejala tersebut telah meningkat secara signifikan selama bertahun-tahun karena populasi menua dan kesadaran yang lebih besar.
Prof Yong menilai latihan yang memperkuat otot akan membantu meredakan ketegangan dan stres pada persendian.
“Nyeri sendi berhubungan dengan otot yang lemah. Penguatan otot yang tepat akan membantu melindungi persendian,” jelasnya.
Studi juga sedang dilakukan untuk mengembangkan intervensi yang ditargetkan Hal ini mencakup program olahraga untuk meningkatkan kekuatan otot dan mengeksplorasi potensi terapi hormon menopause dalam mengurangi rasa sakit.
“Kami merencanakan penelitian untuk melihat apakah hormon dan olahraga, baik secara terpisah atau bersamaan, dapat membantu situasi ini dan mudah-mudahan membantu orang-orang seperti Nyonya Fang mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.”
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah ilmuwan di Program Kesehatan Wanita Terpadu (IWHP) NUH dan Fakultas Kedokteran Yong Loo Lin (NUS Medicine) Universitas Nasional Singapura melakukan dua penelitian soal gejala menopause tahun lalu.
Hasil riset menunjukkan 62,6 persen dari 1.054 wanita memiliki setidaknya satu gejala artralgia sedang hingga sangat parah saat menopause. Ada 32,9 persen di antara responden yang mengaku ketidaknyamanan sendi serta otot benar-benar berdampak pada keseharian mereka.
Gejala lain yang ditemukan yaitu:
*Gangguan tidur: 27,5 persen
*Kekeringan vagina: 20,3 persen
*Kelelahan fisik dan mental: 19,6 persen.
Naf/kna