Teror Maling di Tungkaran Sahang: Mesin Potong Rumput, Tabung Gas, hingga Bibit Sawit Raib di Tengah Malam

Tanah Laut(KALSEL), SUARA PANCASILA.ID — Sebuah dusun kecil bernama Tungkaran Sahang, yang terletak di Desa Telaga, Kecamatan Pelaihari, tengah diguncang keresahan. Bukan karena bencana alam atau konflik sosial, tetapi karena ulah tangan-tangan jahil yang kian merajalela—maling.

Pada Senin pagi, 15 April 2025, warga dikejutkan dengan hilangnya sejumlah barang milik pribadi, mulai dari mesin potong rumput, tabung gas elpiji, hingga bibit sawit yang selama ini dirawat penuh harap. Satu per satu korban bermunculan, menyuarakan kekhawatiran dan kemarahan yang kian membuncah.

“Iya bujur, mesin potong rumput Acil hilang. Kemungkinan hilangnya malam Senin, soalnya pagi Senin itu sudah kadada lagi,” tutur Acil Idah dalam bahasa Banjar kepada warga lainnya. Dengan suara tenang namun getir, ia mencoba menerima kenyataan bahwa alat yang biasa ia gunakan untuk mencari nafkah, raib begitu saja.

Bacaan Lainnya

Kekhawatiran itu bukan isapan jempol semata. Di waktu yang hampir bersamaan, Hadi, salah seorang pemilik warung di wilayah yang sama juga mengalami kejadian serupa. “Pintu warung saya juga sempat dibobol. Alhamdulillah tidak ada barang berharga yang hilang, tapi sepertinya memang pelaku yang sama. Soalnya pas bersamaan dengan hilangnya tabung gas dan mesin potong rumput,” jelasnya.

Lebih mencengangkan, seorang warga lainnya yang enggan disebutkan namanya mengungkap bahwa bibit sawit miliknya—yang telah dirawat selama satu tahun—ikut lenyap. “Sudah dua kali hilang. Bibit sawit itu saya taruh di halaman rumah. Sekarang benar-benar bikin resah,” ucapnya singkat.

Fenomena ini tidak bisa lagi dianggap sebagai kejadian biasa. Masyarakat mulai kehilangan rasa aman. Ketika malam datang, bukan ketenangan yang dirasakan, melainkan kecemasan bahwa esok pagi mungkin ada barang berharga lain yang hilang.

“Semuanya harus waspada. Ini sudah sangat meresahkan. Kalau tidak ada tindak lanjut, kenyamanan kita sebagai warga benar-benar terganggu,” ujar salah seorang warga lainnya yang tampak gusar.

Upaya pelaporan pun sudah dicoba. Salah satu warga mengaku telah mencoba menghubungi Ketua RT setempat sejak malam kejadian. “Tadi malam sudah coba nelepon, tapi belum diangkat. Pagi tadi sekitar jam sembilan saya coba ke rumahnya untuk lapor, tapi beliau tidak ada di rumah,” ungkapnya.

Kejadian ini menjadi alarm keras bagi seluruh pemangku kepentingan di tingkat lokal. Keamanan lingkungan bukan hanya tugas aparat, tetapi tanggung jawab bersama. Namun ketika warga sudah mulai bersuara dan respons dari pihak berwenang belum terlihat, pertanyaan besar pun muncul: kemana kita harus mengadu?

Desa Tungkaran Sahang kini tidak hanya butuh lampu penerangan di malam hari, tapi juga sinyal kepedulian dari aparat. Sebab, rasa aman adalah hak dasar setiap warga. Dan ketika hak itu mulai terkikis, maka yang tumbuh bukan lagi harapan, melainkan ketakutan.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *