BUKIT TINGGI (SUMBAR), SUARAPANCASILA.ID – Tiga Program Nasional harus dilaksanakan Pemerintah Daerah dengan konsekwen tahun 2025 ini.
Ketiga program itu masing-masing, pelaksanaan bantuan Makan Bergizi Gratis bagi pelajar, Pengamanan Swasembada Pangan dan Mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ketiga program ini bisa dilaksanakan serentak dengan sistim koordinasi, koloborasi dan sinergisitas.
Demikian tanggapan Pengusaha Nasional Ir. Asrizal Askha, MM yang bergerak dibidang usaha penambangan emas di Palangka Raya Kalimantan Tengah dan Real Estate di Pekanbaru Riau.
“Sementara untuk Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tekad kita merencanakan pendirian BUMDes baru dan mengaktifkan kembali BUMDes yang pernah ada”, kata Asrizal menjawab pertanyaan awak-media suarapancasila.id, Sabtu (26/01/25) malam di sekretariat administrasi perkantoran usahanya, Kayu Ujen Jalan Khatib Sulaiman Desa Kolok Nan Tuo Sawahlunto.
Menurut Asrizal, BUMDes ini memiliki prospek yang sangat potensial dan cerah untuk dikembangkan apabila dikelola secara profesional dengan memanfaatkan potensi yang ada, baik sumberdaya manusianya maupun sumberdaya alamnya. “Kata-kuncinya BUMDes ini mampu bersinerji dan berkolaborasi dengan Program Makan Bergizi Gratis untuk pelajar dan Program Pengamanan Swasembada Pangan. Maknanya kedua program nasional ini bisa dikelola melalui BUMDes,” kata Asrizal.
Berdasarkan hasil penelitian lapangan pemetaan potensi yang ada, secara nasional jumlah desa lebih-kurang 76.865 desa. Berarti jika seluruh desa memiliki BUMDes yang siap beroperasi secara profesional dengan sistim sentral digitalisasi yang diawasi oleh sumberdaya manusia terlatih dan terdidik dalam melayani informasi serta komunikasi tentang aktivitas BUMDes secara non-stop 24 jam.
Dari diagram serta grafik potensi BUMDes dengan konsep multi-usaha sebagai penampung hasil pertanian dan pemasok kebutuhan dasar sembilan bahan pokok (sembako) untuk masyarakat desa, BUMDes mampu mengatasi masalah ketenaga-kerjaan dengan penyediaan lapangan kerja baru.
Dari survey potensi, kekuatan dan permasalahan yang ada dan akan muncul, Asrizal dan rekan-rekan sudah menyepakati penyediaan dana sebagai fasilitas penyediaan bahan komoditi dan ritel. Umpamanya untuk pengadaan minyak-curah, pupuk-bersubsidi, LPG-3kg, gula-pasir dan kebutuhan lainnya. Ini sebagai modal dasar pendirian BUMDes. Dan BUMDes diharapkan mampu menggali potensi sumberdaya alam desa, misalnya dibidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, handy-craft, pariwisata dan seni-budaya. BUMDes diberdayakan untuk mampu menyediakan dana untuk mengembangkan usaha dan menampung produk-produk yang dihasilkan di desa yang dikenal dengan konsep ‘hilirisasi’, mulai dari penyediaan bahan baku sampai kepada pemasaran dibidani oleh BUMDes.
Tahap awal ini konsorsium menyediakan dana Rp20milyar untuk pengadaan bahan baku dengan catatan semua produk yang diantarkan ke setiap BUMDes dibayar tunai saat barang sudah diterima. “Makanya di dalam penyusunan rencana APBDes-Perubahan tahun 2025 dana awal untuk mendirikan dan operasional BUMDes dianggarkan masing-masing desa Rp100 juta. InshaAllaah dalam Rapat Umum Pemegang Saham akan tergambar perjalanan BUMDes tahun berjalan,” kata Asrizal.
Penulis Adek Rossyie Mukri