Jakarta – Aksi pengurus OSIS di salah satu SMA Kalimantan Tengah menuai hujatan netizen lantaran penyitaan produk murid siswa seperti sunscreen dinilai tidak perlu. Dalam video yang beredar, terlihat pula bedak tabur, produk facial wash, dan skincare lain yang dibuang dengan seluruh isinya.
Dokter spesialis kulit dr I Gusti Nyoman Darmaputra SpKK, SubspOBK, FINSDV, FAADV, menilai hal tersebut dilatarbelakangi mispersepsi terkait perbedaan kosmetik dan skincare. Sunscreen ditegaskan masuk dalam produk perawatan wajah dan fungsinya untuk kesehatan kulit, tidak terkait dengan estetik.
Bahkan, penggunaannya tidak dibatasi usia alias sejak umur 12 tahun ke atas disarankan selalu memakai sunscreen.
“Jenis-jenis sunscreen yang digunakan bervariasi, bahannya disesuaikan dengan masalah kulit. Penyitaan yang dilakukan itu mungkin, seperti sunscreen, dianggapnya kosmetik, padahal secara umum untuk kesehatan kulit,” terang dr Darma saat dihubungi detikcom Kamis (25/1/2024).
Bahkan, sunscreen wajib digunakan atau dipakai ulang setiap tiga hingga empat jam sekali. Hal ini diwajibkan untuk produk dengan takaran SPF setinggi apapun termasuk 50+.
“Apapun sunscreen mahal perlu di-reapply kembali dari paparan matahari, tiga ruas jari atau dua ruas jari karena itu ada ukurannya untuk satu wajah, sudah diuji, jumlah yang optimal agar perlindungannya 95 persen efektif,” sambung dia.
dr Darma menuturkan sejumlah produk yang termasuk perawatan wajah tidak hanya sunscreen melainkan based skincare lain seperti facial wash dan pelembap. Keduanya tidak kalah penting untuk menjaga skin barrier, menyeimbangkan pH kulit, menenangkan kulit, membersihkan kotoran sampai sebum berlebih.
Naf/kna
