Warga Desa Sumbersekar Dau Kembali Gelar Tradisi Ngarak Sewu Encek Kali Keempat

KOTA MALANG,SUARAPANCASILA,ID-Memperingati 1 Suro 1958 TJ, atau 1 Muharram 1446 Hijriah, warga Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang menyelenggarakan festival arak-arakan seribu encek, atau dikenal dengan Ngarak Sewu Encek, Rabu (10/7/2024).

Serangkaian kegiatan yang dihadiri Muspika, kepala desa tetangga, tokoh agama, tokoh budaya, dan masyarakat setempat dikemas dengan serangkaian acara kesenian budaya.

Encek sendiri merupakan adat Jawa murni yang bertujuan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dimana terbuat dari pelepah pisang yang dibentuk segi empat. Disela tatanan nasi dan lauk pauknya terselip janur kuning yang dibentuk menghadap ke atas.

Bacaan Lainnya

Dari keterangan yang dihimpun awak media Suarapancasila.id di lapangan, Janur itu dari kata Nur Jannah yang artinya Nur adalah sinar, Jannah sendiri yakni surga. Sehingga janur kuning sebagai media untuk memanjatkan doa pengharapan agar yang berdoa mendapatkan surga dan keberkahan dalam hidupnya.

Disisi lain makanan yang ditata dalam encek dinamakan tumpeng plontang merupakan makanan mulai dari nasi dan berbagai macam lauk pauk,selain makanan , hasil dari pertanian pertanian atau perkebunan juga bisa digunakan sebagai isi dalam encek.

Disela acara, Kepala Desa (Kades) Sumbersekar Ririn Catur Kurniasasi menyampaiakan bahwa Ngarak Sewu Encek terselenggara sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Jadi makna encekan ini adalah untuk memanjatkan doa guna masyarakat bersih dan suci. Terbebas dari genggaman setan yang terkutuk ,untuk menuju seluruh masyarakat Sumbersekar dengan rezeki barokah,sehat wal alfiat serta aman tentram dunia akhirat,” tutur Ririn sapaan akrabnya.

Disamping itu, kirab tumpeng sendiri, Dijelaskan Ririn merupakan media untuk menyatukan warga melalui budaya kearifan lokal yang mengandung pesan moral. Sehingga perlu dilestarikan sebagai pegangan menjaga jati diri.

“Guna melestarikan kebudayaan ini Desa Sumbersekar memulai sejarah festival encek atau Ngarak encek, sejak tahun 2021 dan di tahun 2024 ini untuk keempat kalinya,” terangnya.

Sebagai informasi tambahan tema yang diambil Guyub Rukun Nggayuh Bagyo Seger Waras Kuat Slamet Gemah Ripah Loh Jinawi Toto Tenterem Kerto Raharjo, diharapkan sesuai dengan tujuan dan harapan kami sebagai warga Sumbersekar.

Sementara itu Plt.Camat Dau Achmad Luthfi Dayrobi, SE,MM, merasa bersyukur sekali tradisi budaya di desa Sumbersekar, Kecamatan Dau berjalan dengan baik.

“Alhamdulillah kegiatan yang berlangsung tiap tahun dilaksanakan ini, merupakan agenda yang sakral bagi desa Sumbersekar sebagai bentuk syukur warga setempat,” ujar Dayrobi sapaan akrabnya.

Luar biasanya lagi, Menurut dia pada kesempatan kali ini tidak ada pembeda antara masyarakat petani maupun pejabat.

“Disini tidak ada pembeda maupun sekat, kita duduk bersama untuk berdoa bersama dalam rangka mensyukuri nikmat Allah SWT,” imbuhnya.

Dayrobi berharap dengan adanya kegiatan Ngarak Sewu Encek di Desa Sumbersekar, kedepan seni tradisi budaya itu dapat terpelihara dengan baik.

“Kami berharap kegiatan yang terselenggara terus berkesinambungan dan berkelanjutan. Dengan begitu masyakarat pun akan makmur, tentunya roda pemerintahan di desa Sumbersekar umumnya di kecamatan Dau dapat berjalan dengan baik,” pungkasnya.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *