Soal Konflik Palestina Pangeran William Buka Suara

SUARAPANCASIL.ID ,Pangeran William dari Kerajaan Inggris akhirnya buka suara soal konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina. Ia mengimbau agar konflik kemanusiaan yang telah menelan ribuan korban jiwa itu segera dihentikan.

Hal ini disampaikan William saat berkunjung ke Palang Merah London pada Selasa (20/2) dalam rangka membahas krisis kemanusiaan yang meningkat, salah satunya yang sedang terjadi di Gaza.

“Saya sangat prihatin dengan besarnya korban jiwa akibat konflik di Timur Tengah sejak 7 Oktober lalu. Sudah terlalu banyak korban yang kehilangan nyawa,” tutur William seperti dikutip dari Reuters.

Bacaan Lainnya

Pria 41 tahun itu juga menyampaikan bahwa sudah terlalu besar penderitaan yang dialami warga Gaza akibat konflik Israel–Hamas. Karenanya, ia sangat berharap konflik segera berakhir dan perdamaian pun ditegakkan. Calon Raja Inggris itu juga menuturkan adanya keharusan untuk meningkatkan dukungan bagi warga Gaza.

“Saya seperti kebanyakan orang lainnya, ingin mengakhiri pertempuran ini secepat mungkin. Ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan dukungan kemanusiaan bagi warga Gaza,” ungkap William seperti dikutip dari Daily Mail.Sumber yang dekat dengan keluarga Kerajaan Inggris mengatakan bahwa William telah berpikir panjang dan keras, mengenai apakah ia akan buka suara atau tidak sebelum pernyataan ini. Namun krisis kemanusiaan yang sangat besar di Gaza akhirnya mengharuskan William untuk ikut angkat bicara dalam kunjungannya ke Palang Merah London baru-baru ini.

Pembantu kerajaan menegaskan bahwa apa yang dilakukan William merupakan bentuk reaksi naluriah sebagai manusia terhadap hilangnya banyak nyawa yang tidak bersalah. Sebagai seorang ayah, William mengaku sangat bisa merasakan penderitaan yang dialami oleh anak-anak di Gaza.

Kondisi terkini di Gaza,Serangan Israel ke Palestina –tepatnya di Gaza– dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengungkapkan angka terbaru korban tewas akibat serangan Israel per Minggu (18/2) telah mencapai 28.985 orang. Sementara itu, sebanyak 68.993 orang lainnya menderita luka-luka.Bahkan kini serangan Israel telah meluas hingga ke wilayah Rafah. Mengutip Al-Jazeera, Rafah merupakan tempat pengungsian warga Palestina yang telah kehilangan rumah dan anggota keluarga mereka akibat konflik kemanusiaan yang memilukan.

Tuntutan untuk dilakukan gencatan senjata juga telah disampaikan oleh banyak pemimpin negara Barat, seperti Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Namun pihak Israel melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu justru bersikukuh untuk tetap menyerang Rafah meski banyak protes bermunculan.

Sumber : kumparan

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *