Kembalikan Kebudayaan Bantengan pada Marwah nya yang Sejati.
Malang, Suarapancasila.id – Pemuda adalah penerus dari berbagai budaya dalam kearifan lokal di Indonesia, oleh karena itu para pemuda sendiri perlu hidup dalam budaya agar tetap menghidupkan kultur budaya lokal di Indonesia.
Kita sebagai bangsa Indonesia perlu mengembangkan kesenian budaya tradisional seperti kesenian bantengan di Kabupaten Malang ini dalam enam wilayah lereng gunung, tanpa mengabaikan kekhasan permainan Bantengan ( lereng Dorowati di Malang paling barat, lereng Kawi, lereng Tengger, lereng Semeru, lereng Kendeng dan lereng Arjuno ).
Yang Saat mendemokan bantengan, menampilkan atraksi gerakan dua banteng, disertai kembangan dan atraksi pengiring lainnya. Seperti pencak silat kuno, serta iringan alat musik tetabuhan tradisonal seperti Kendang, Jidor , Kenong , Ketipung, Gong , Slompret , Kempleng , Gamelan, Angklung (untuk lereng tenger)
Menurut Owner Sanggar Seni Budaya Sanggul Sumariwe, KMAT Anikasariro Ning Tyas (yang juga Sebagai Ketua paguyuban kesenian kecamatan Dampit – Kabupaten Malang) menuturkan bahwa merawat dan menjaga identitas kebudayaan tersebut merupakan kewajiban bagi setiap warga negara serta benteng sehingga sudah sepantasnya, setiap anak bangsa yang menyatakan dirinya sebagai pewaris kebudayaan untuk menjaganya saat di wawancarai oleh awak media saat acara Workshop Bantengan yang di selenggarakan oleh Dewan Kesenian Kabupaten Malang (DKKM) bertempat di Pendopo Panji,Kepanjen, Minggu (9/6/2024).
Acara Workshop Bantengan di hadiri langsung Ketua DKKM, Ki Suroso serta tokoh seniman dan pengasuh Pedhepokan Mangun Dharma dari Tumpang, Ki Soleh Adi Pramono, juga Ki Tribroto Wibisono selaku akademisi STKW (Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta) Surabaya serta Perwakilan dari Kementerian Ristek, Pendidikan dan Kebudayaan.
Menghimbau pada pelaku dan Penggiat kesenian Bantengan yang ada di Kabupaten Malang, marilah kita kembali kan Marwah Bantengan Dengan baik sesuai dengan tradisi aturan ajaran leluhur kita, jangan membuat suatu yang tidak baik.karena ini akan memberikan contoh pada anak cucu kita.Dalam Pesan singkatnya Suroso, Dewan Kesenian Kabupaten Malang (DKKM).
bila diajarkan sejak dini yang dapat membuat para pemuda tertarik dan menghidupi semangat tentang kearifan budaya lokal di Indonesia
Sebagai bangsa Indonesia terutama para pemuda-pemudi harus bangga akan karyanya atas kearifan lokal di Indonesia, dengan cara belajar dan menyerap ilmu-ilmu yang sudah diajarkan oleh pendamping dalam sangar Kebudayaan musik tradisional, Gamelan contohnya.
Hal ini menunjukkan bahwa kita sebagai pemuda-pemudi perlu meresapi budaya lokal agar dapat diwariskan kepada anak cucu kelak di masa yang akan datang,untuk tetap terus mengembangkan kearifan budaya lokal Indonesia di mata dunia dan jangan sampai terhenti oleh arus teknnologi yang semakin berkembang.
Semoga menjadi perhatian serius Pemkab Malang bersama Dewan Kesenian Kabupaten Malang,”tegas Ning Tyas.
( Denny.W ).