REJANG LEBONG,SUARAPANCASILA.ID – Bimbingan teknis (Bimtek) Daur Ulang Plastik Asoy yang digelar Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregio Sumatera (P3E) berlangsung ‘’heboh’’ di lantai II Gedung Dekranasda Rejang Lebong, Kamis, (27/6/2024)
Bimtek yang diikuti 30 peserta yang mayoritas ibu-ibu itu dibuka Mely Haryani, ST dari Dinas Perindagkop dan UMKM. Serta dihadiri Kadis Lingkungan Hidup (LH), Budianto, ST, MT dan Alfi Fahmi dari P3E Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
‘’Kita berharap, Dekranasda dapat mempromosikan produk-produk daur ulang plastic asoy ini untuk membantu ibu-ibu pengrajin yang mengikuti bimtek ini,’’ ungkap Alfi Fahmi.
Dikatakan, sampah plastic tidak bisa dijadikan bahan baku kompos. Berbeda dengan sampah organic yang bisa diolah menjadi pupuk kompos dan pupuk cair.
Sebelum membuka Bimtek, Mely Haryani menyambut baik Bimtek daur ulang plastic yang digelar P3E bersama Dinas LH. ‘’Saya harapkan seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik. Sehingga, pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan,’’ ujar Mely Haryani.
Pelatihan daur ulang plastic asoy itu dipandu Arif Voni, SE dari P3E-KLHK. Sebelumnya, Arif Voni membentuk 5 kelompok peserta. Para peserta diminta menyiapkan peralatannya. Mulai dari kain alas setrika, kertas karton dan kantong asoy yang sudah dipakai dan sudah dibersihkan.
‘’Susun lembaran kain alas setrikanya. Lalu, letakan kertas karton diatasnya. Kemudian, gunting bagian bawah kantong asoy dan gunting juga bagian telinganya. Potongannya jangan dibuang. Sebab, bisa digunakan untuk pembuat motif,’’ jelas Arif Voni.
‘’4 kantong asoy yang sudah dipotong bagian bawah dan kuping itu disusun menjadi 7 lapis di atas kertas karton. Tapi kantong asoynya harus satu warna. Misalnya hitam, putih atau merah. Kemudian ditutup karton lagi dan disetrika pelan pelan. Sebelum disetrika taburkan potongan asoy berwarna sebagai pembuat motifnya,’’ ujar Arif Voni.
Kehebohan terjadi, ketika ibu-ibu peserta mulai melaksanakan instruksi Arif Voni. Lebih heboh lagi, ketika Arif Voni mengoreksi hasil karya ibu-ibu peserta. Adanya pembentukan motifnya tampak indah seperti batik, tapi, permukaannya tidak mulus. Ada juga yang permukaannya bergelombang. Tepuk tangan dan suara tawa peserta ‘’meledak’’ ketika Arif Voni member nilai. Ada kelompok yang mendapat nilai 60, 50 dan bahkan ada yang mendapat nilai 40.
‘’Setelah ini kita mencoba membuat polanya. Kemudian kita jahit. Jadi, hari ini para peserta harus dapat membawa pulang karyanya,’’ demikian Arif Voni.