BKKBN Sulut dan Pemkab Minahasa Tenggara bekerja sama untuk mengurangi angka stunting.

MINAHASA TENGGARA (SULUT) SUARAPANCASILA.ID-Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara untuk mengurangi tingkat stunting di wilayah itu.

“Koordinasi ini penting dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Minahasa Tenggara, sejalan dengan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting (RAN-PASTI) Tahun 2021-2024,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut D Tino Tandaju di Manado, Rabu.

Menurutnya, untuk mengurangi angka stunting, ada beberapa pendekatan dan tindakan penting yang harus diterapkan. Strategi-strategi ini harus disesuaikan dengan situasi dan kesulitan khusus yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara.

Dia menyatakan bahwa untuk mengurangi prevalensi stunting, semua sektor harus bekerja sama, dan tidak hanya pemerintah yang melakukannya.

Bacaan Lainnya

Dia menegaskan bahwa tidak hanya diperlukan kolaborasi semua pihak, tetapi juga upaya untuk meningkatkan gizi ibu dan anak, memfasilitasi akses ke layanan kesehatan, dan meningkatkan kesadaran publik tentang pola asuh yang sehat.

“Dalam percepatan penurunan angka stunting memerlukan kerja sama dari seluruh pihak, terutama satuan kerja perangkat daerah yang menjadi anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Minahasa Tenggara,” ujarnya.

Menurut Helny S Ratuliu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Minahasa Tenggara, pemerintah daerah terus melakukan upaya terbaik untuk mengurangi angka stunting di wilayah tersebut.

“Pemerintah daerah serta berbagai pihak terkait siap mendukung langkah-langkah nyata untuk memperbaiki kualitas hidup dan kesehatan anak-anak di daerah Kabupaten Minahasa Tenggara,” katanya.

Angka prevalensi stunting di Kabupaten Minahasa Tenggara 26,5 persen, Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia 2022.

Angka tersebut turun menjadi 15 persen berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023, sedangkan targetnya 17,08 persen.(Jody Sampelan)

 

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *