Festival Layang-Layang di Pantai Batakan Baru: Tantang Rekor MURI, Gaungkan Pariwisata Tanah Laut ke Mancanegara

Pelaihari(KALSEL), SUARA PANCASILA.ID — Langit biru Pantai Batakan Baru bersiap menjadi kanvas raksasa. Ribuan warna akan menari, ditarik benang dari berbagai penjuru negeri bahkan mancanegara. Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Laut, melalui tangan dingin sang nakhoda, Zulfuaddin, tengah mempersiapkan sebuah hajatan akbar: Festival Layang-Layang yang digadang-gadang akan memecahkan rekor MURI dengan 500 layang-layang tradisional terbang bersamaan.

Kabar ini disampaikan Zulfuaddin saat menjadi pembina Apel Gabungan di halaman Kantor Bupati, Senin (11/08/2025). Di hadapan para ASN, ia tidak hanya berbicara tentang mimpi besar festival, tetapi juga capaian nyata kinerja Dinas Pariwisata. “Target PAD murni kami sebesar Rp1,5 miliar, namun di perubahan diminta menjadi Rp1,8 miliar. Alhamdulillah sampai 31 Juli 2025, realisasi sudah 78,44 persen,” ujarnya penuh optimisme.

Tiga destinasi menjadi penyumbang utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tujuh objek wisata yang dikelola: Air Terjun Bajuin yang memukau, Pantai Takisung yang tak pernah sepi pengunjung, dan Pantai Batakan Baru yang kini menjadi panggung utama festival internasional.

Bacaan Lainnya

Festival Layang-Layang ini bukan sekadar atraksi wisata. Ia dirangkai dalam momen besar HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Hari Jadi Tanah Laut, dan agenda akhir tahun. Pesertanya lintas daerah, lintas provinsi, bahkan lintas negara. Dari Kalimantan Selatan sendiri, jumlah layang-layang yang terdaftar sudah melampaui target: Hulu Sungai Selatan membawa 450 layang-layang, Kabupaten Banjar 50, Tapin 200, Batola dan Kotabaru masing-masing 20.

Partisipasi melebar ke luar Kalsel. Bali, Kalimantan Timur, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jawa Barat ikut mengirim perwakilan. Tidak berhenti di situ, peserta dari Malaysia dan Singapura pun akan memamerkan layang-layang modern dua dan tiga dimensi, menambah nuansa internasional pada festival ini.

“Kami mengajak setiap SKPD ikut berpartisipasi minimal satu layang-layang tradisional. Mohon doa dan dukungan agar kegiatan ini sukses dan membawa manfaat bagi pariwisata daerah,” pinta Zulfuaddin.

Jika semua berjalan lancar, langit Batakan Baru akan menjadi saksi. Benang-benang yang terulur bukan sekadar pengikat layang-layang, tapi penghubung mimpi Tanah Laut untuk terbang lebih tinggi dalam peta pariwisata nasional dan internasional.(suarapancasila.id-foto:ist/mctala)

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *