NASIONAL,SUARAPANCASILA.ID- Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan bahwa pelaksanaan Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2025 yang berlangsung di Gedung BPPTIK, Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada 29–30 Agustus 2025, merupakan momentum strategis memperkuat peran pers sebagai pilar keempat demokrasi Indonesia.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, saat sambutan pada kegiatan silaturahmi sekaligus Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2025 dengan tema “Bangkit Bersatu” di Gedung BPPTIK Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Cikarang, Sabtu (30/8/2025)
Wamenkomdigi menegaskan bahwa kongres itu juga menjadi momentum strategis untuk menyatukan kembali organisasi wartawan tertua di Indonesia.
“Saya kira ini satu momentum yang penting dalam sejarah PWI. Di mana PWI punya nilai historis yang sangat penting dalam pergerakan kemerdekaan pers di Indonesia,” ujar Nezar Patria saat memberika sambutan di Gedung BPPTIK Cikarang, Sabtu (30/8/2025).
Nezar menekankan bahwa sejak awal PWI turut serta dalam pergerakan nasional kemerdekaan dan meletakkan dasar-dasar jurnalisme Indonesia.
Ia berharap kongres kali ini dapat menghasilkan struktur kepengurusan yang solid untuk seluruh anggota.
“Dalam kesempatan ini Kemkomdigi menyampaikan dukungannya terhadap Kongres PWI dengan satu pesan bahwa kita semua harus menjaga semangat kebersamaan insan pers di tanah air,” kata dia.
Ia menilai persatuan menjadi kata kunci penting menghadapi tantangan bangsa, khususnya di tengah disrupsi teknologi yang melanda hampir semua bidang kehidupan.
Menurut dia, industri media menjadi salah satu sektor yang terdampak langsung dan harus melakukan adaptasi.
“Bukan cuma bangsa Indonesia. Saya kira dunia juga menghadapi tantangan yang cukup berat di abad 21 ini. Karena disrupsi teknologi terjadi di hampir semua bidang kehidupan dan industri media,” jelas Nezar.
Ia juga menyoroti maraknya konten kreator di media sosial yang kerap menghadirkan informasi tidak terverifikasi.
Dalam kondisi tersebut, pers dituntut menghadirkan jurnalisme berkualitas melalui disiplin verifikasi dan kode etik jurnalistik.
Menurut dia, Ada perbedaan antara jurnalisme profesional dengan konten kreator di platform media sosial. Garis batasnya adalah disiplin verifikasi dengan kode etik jurnalistik.
Nezar menambahkan, Kongres PWI 2025 tidak hanya menjadi ajang pemilihan kepengurusan, tetapi juga forum silaturahmi dan diskusi langkah strategis organisasi ke depan.
“Saya yakin kongres ini digerakkan oleh satu semangat kebersamaan yang kuat di antara kita semua. Siapapun yang menang nanti, siapapun menjadi ketua umum nantinya itu adalah kesepakatan kita bersama dan kita dukung sama-sama,” ujar dia.
Pada kongres ini, dua pasangan kandidat resmi maju dalam pemilihan Ketua Umum dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat periode 2025–2030.
Pasangan Akhmad Munir- Atal S. Depari berhadapan dengan Hendry Ch. Bangun–Sihono HT. Keduanya dinyatakan memenuhi syarat karena berhasil mengantongi dukungan lebih dari 20 persen PWI provinsi atau minimal delapan dukungan.
Selain agenda pemilihan, kongres juga menjadi sarana memperkuat kebersamaan wartawan di seluruh Indonesia.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat, Kepala BPSDM Kementerian Hukum RI Gusti Ayu Putu Suwardani, Dirjen Komunikasi Publik dan Media Komdigi Fifi Aleyda Yahya, Sekretaris Ditjen KPM Very Radian Wicaksono, Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan Marroli J. Indarto, serta Plt. Direktur Ekosistem Media Farida Dewi Maharani.
SUMBER:infopublik.id