KABUPATEN MALANG (JATIM), SUARAPANCASILA,ID- Pendiri Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) Agustinus Tedja Bawana apresiasi Direktur Pelatihan Badan SAR Nasional atas ijin dan giat penguatan kapasitas kearifan lokal di Pantai Sendang Biru, Kabupaten Malang.
Selain itu, ia juga mengucapkan rasa terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepadanya.
Kemudian Ayah Tedja sapaan akrabnya melihat animo peserta bisa menjaring rekan relawan seluruh Malang raya.
“Saya menilai bahwa pelatihan ini sebagai kearifan lokal. Perlu diketahui mereka telah banyak terlibat dalam penanganan pencarian dan pertolongan selama bergenerasi. Baik dalam menghadapi berbagai bencana di Indonesia,” tuturnya Ayah Tedja, Jumat (09/05/2025).
Para peserta kini merasa tersatukan di forum koordinasi pencarian dan pertolongan dibawah Unit Siaga Sar Basarnas Surabaya.
“Mereka yang berlatih merupakan aset berharga yang perlu diintegrasikan dalam strategi penanggulangan bencana, dirole mitigasi bencana pada cluster pencarian dan pertolongan,” tambahnya.
Disisi lain, penguatan ini bukan hanya sekadar pelestarian budaya, melainkan investasi strategis untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi SAR.
“Pentingnya penguatan kapasitas kearifan lokal dalam konteks Badan SAR Nasional, dapat dilihat dari beberapa aspek,” ungkapnya.
Pria yang aktif di bidang kebencanaan ini menjabarkan sejumlah aspeknya antara lain :
– Pengetahuan Lokal: Masyarakat lokal seringkali memiliki pengetahuan tradisional tentang kondisi geografis, potensi bencana, dan teknik penyelamatan yang spesifik untuk wilayahnya. Pengetahuan ini, jika diintegrasikan dengan pengetahuan ilmiah modern, akan menghasilkan strategi penanggulangan bencana yang lebih komprehensif dan efektif.
– Respon Cepat: Masyarakat lokal seringkali menjadi responden pertama dalam situasi darurat. Dengan pelatihan dan pemahaman yang memadai, mereka dapat memberikan pertolongan pertama yang efektif sebelum tim SAR profesional tiba di lokasi.
– Keterlibatan Masyarakat: Penguatan kearifan lokal mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana. Hal ini akan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab kolektif dalam menjaga keselamatan bersama.
– Berkelanjutan: Pengembangan kapasitas kearifan lokal merupakan investasi jangka panjang yang berkelanjutan. Kearifan lokal tidak akan usang dan akan terus relevan dalam menghadapi berbagai tantangan bencana di masa mendatang.
“Kami berharap pelatihan-pelatihan ini dapat jadi bahan pertimbangan untuk lebih ditingkatkan secara kontinuiras. Selain itu, bisa diimplementasikan dalam program pelatihan Badan SAR Nasional,” jabarnya.
Ayah Tedja berharap kolaborasi antara pengetahuan modern dan kearifan lokal dapat menghasilkan sistem penanggulangan bencana yang lebih tangguh dan efektif di Indonesia.
“Pelatihan dan uji kompentensi ini sangat berarti. Lebih menariknya Peserta hanya ditarik biaya sebesar 150 ribu dari uji kompetensi yang seharusnya 8 juta. Ini semua sebagai bentuk kepedulian Basarnas pada animo positif rekan- rekan relawan potensi SAR Malang Raya,” pungkasnya.
Pewarta : Doni Kurniawan
Editor : Denny W