KOTA MALANG (JATIM), SUARAPANCASILA,ID-Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit P.H., S.IP., M.M., melakukan kunjungan kerja ke Kota Malang dalam rangka audiensi dan koordinasi awal untuk pelaksanaan program “Basarnas Goes to School”, Jumat (08/08/2025).
Program ini menyasar seluruh jenjang pendidikan di wilayah Malang Raya. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang pun menyambut baik inisiatif Basarnas tersebut.
Kunjungan ini diawali dengan pertemuan bersama Pemerintah Kota Malang yang diwakili oleh Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dr. Ida Ayu Made Wahyuni, SH, M.Si.
Hadir pula Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Suwarjana, SE, MM., beserta sejumlah OPD lainnya.
“Pemerintah Kota menyambut baik inisiatif Basarnas dan siap mendukung sinergi lintas sektor dalam edukasi kebencanaan,” tutur Ida Ayu sapaan akrabnya.
Rangkaian audiensi kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke institusi pendidikan, yakni SMP Negeri 3 Kota Malang dan SMA Negeri 8 Kota Malang.
Kepala sekolah kedua institusi pendidikan tersebut menunjukkan antusiasme dalam menyambut program edukasi berbasis kesiapsiagaan ini.
Sementara itu, Kakansar Kelas A Surabaya, Nanang Sigit menjelaskan tentang program “Basarnas Goes to School”.
“Program “Basarnas Goes to School” dirancang sebagai upaya strategis untuk membangun budaya sadar bahaya dan memahami risiko bencana sejak usia dini,” jelasnya.
Program tersebut rencananya akan menyasar siswa-siswi dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK se-Malang Raya.
“Kami berharap budaya sadar bahaya dan mengerti bahaya dapat menjadi fondasi bagi anak-anak kita sejak dini sebagai budaya positif,” tambah Kakansar.
Dengan adanya Unit Siaga SAR Basarnas di wilayah Malang Raya, pihaknya ingin memperkuat sinergi dan pemahaman bersama tentang risiko kebencanaan.
“Upaya ini, merupakan bagian dari kontribusi Basarnas dalam membangun ketahanan nasional sejak dini,” ujarnya.
Melalui audiensi yang berlangsung, Basarnas Surabaya berharap akan terjalin kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan Basarnas dalam mewujudkan generasi muda yang siap, tangguh, dan peduli terhadap keselamatan serta kesiapsiagaan bencana.
Program “SAR Goes to School” adalah salah satu pendekatan strategis untuk memperkenalkan pengetahuan dasar kebencanaan, keselamatan, dan pertolongan pertama kepada anak-anak sejak usia dini hingga remaja.
Tujuan utama dari program ini adalah menanamkan kesadaran, kewaspadaan, serta keterampilan bertahan dan menolong diri sendiri maupun orang lain saat terjadi situasi darurat.
Program ini dirancang untuk disesuaikan dengan tingkat usia dan level pendidikan anak-anak, mulai dari TK hingga SMA. Berikut adalah fokus program untuk setiap tingkat usia:
– *Pendidikan Anak Usia Dini (TK/PAUD)*: Pengenalan bahaya dan respon sederhana, seperti mengenal bunyi sirine/alaram, mengenal siapa itu “orang yang membantu” (SAR, polisi, pemadam), dan mengenal tempat aman dan tidak aman.
– Sekolah Dasar (SD) : Pengenalan jenis-jenis bencana dan tindakan dasar saat menghadapi bahaya, seperti jenis-jenis bencana (gempa, banjir, kebakaran, dll), cara evakuasi mandiri, dan siapa yang harus dihubungi saat darurat.
– Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Pemahaman lebih dalam tentang manajemen risiko dan peran aktif dalam pertolongan, seperti pertolongan pertama sederhana, sistem komunikasi darurat, dan struktur tim SAR dan peran masing-masing.
– Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK): Kesiapsiagaan lanjutan dan peran kepemimpinan dalam mitigasi bencana, seperti pelatihan dasar SAR (darat, air, ketinggian), pemetaan risiko dan penyusunan rencana evakuasi sekolah, dan manajemen posko darurat skala kecil.
Program “SAR Goes to School” sangat penting karena anak-anak tidak selalu bersama orang tuanya saat bencana datang, apalagi di sekolah. Anak yang paham bahaya bisa melindungi diri sendiri dan membantu teman di sekitarnya. Pendidikan kebencanaan sejak dini melahirkan generasi sadar risiko, berdaya, dan tangguh.
Kesimpulannya, Program “SAR Goes to School” bukan sekadar kegiatan tambahan, melainkan kebutuhan dasar pendidikan abad ini—khususnya di wilayah yang rawan bencana seperti Indonesia. Dengan kurikulum dan pendekatan yang disesuaikan dengan tingkat usia dan psikologi anak, program ini akan membentuk kultur sadar risiko, kesiapsiagaan kolektif, dan regenerasi relawan tanggap darurat di masa depan.
Pewarta : Doni Kurniawan
Editor : Denny W