JAKARTA, SUARAPANCASILA.ID – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI melalui Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Kepemudaan Global, Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, menggelar Pre-Departure Training (PDT) bagi peserta Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) tahun 2025. Kegiatan berlangsung selama sepekan, 12–18 Oktober 2025, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara (LAN), Pejompongan, Jakarta, Senin (13/10/2025).
Kegiatan ini menjadi tahapan penting sebelum para delegasi muda berangkat ke negara tujuan seperti Australia dan ASEAN-Jepang dalam program Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) dan Ship for Southeast Asian-Japanese Youth Program (SSEAYP).
Bekal Pengetahuan, Etika, dan Karakter Kebangsaan
Asdep Pengembangan Kepemudaan Global Esa Sukmawijaya menjelaskan, PDT program pertukaran pemuda antarnegara dirancang sebagai pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan nilai kebangsaan bagi seluruh peserta. “PDT mempersiapkan peserta agar mampu beradaptasi dan berkontribusi secara optimal dalam kegiatan pertukaran di luar negeri, serta meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan, etika, dan budaya Indonesia,” ujar Esa dalam laporannya.
Ia menegaskan, hasil dari PDT diharapkan membentuk karakter pemuda Indonesia yang berwawasan global, berjiwa kepemimpinan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai nasionalisme. “Peserta PPAN 2025 harus siap secara mental, fisik, dan intelektual untuk menjadi representasi pemuda Indonesia yang berkarakter dan adaptif di tingkat internasional,” tegasnya.
Adapun, Pembukaan PDT dilakukan oleh Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan Kemenpora, Yohan, yang memberikan motivasi kepada 37 peserta — terdiri atas 21 delegasi AIYEP dan 16 delegasi SSEAYP.
Dalam sambutannya, Yohan menekankan bahwa para delegasi merupakan hasil seleksi ketat dari kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional. “Keberhasilan kalian adalah bukti nyata bahwa kalian adalah pemuda berpotensi luar biasa. PPAN telah lama mencetak generasi berprestasi yang siap berkontribusi bagi bangsa,” kata Yohan.
Yohan menegaskan bahwa pembangunan kepemudaan memiliki peran strategis dalam memperkuat daya saing bangsa. Pemuda, menurutnya, bukan sekadar penerima manfaat pembangunan, tetapi juga aktor utama yang mendorong transformasi sosial, ekonomi, dan budaya. “Keberhasilan PPAN menjadi teladan bagi lingkungan sekitar. Kini giliran kalian menjadi bagian dari sejarah pertukaran pemuda antarnegara, dan memberikan kontribusi terbaik bagi Indonesia,” ujar Deputi.
Misi Diplomasi dan Persahabatan Internasional
Para delegasi PPAN 2025 akan membawa misi memperkuat persahabatan dan saling pengertian antara pemuda Indonesia dengan rekan-rekan mereka di Asia Tenggara, Jepang, dan Australia. “Pertukaran ini memperluas perspektif global para pemuda sekaligus memperkuat semangat kerja sama lintas budaya,” jelas Yohan.
Ia menambahkan bahwa PDT menjadi fondasi penting untuk menanamkan nilai integritas dan profesionalisme kepada para peserta. “Manfaatkan setiap sesi untuk belajar, berdiskusi, dan bertanya. Modal inilah yang akan membawa nama Indonesia harum di dunia internasional,” pesannya.
Selama tujuh hari pelaksanaan, peserta akan menerima pembekalan utama dari narasumber nasional seperti mantan Duta Besar RI untuk Ethiopia dan pejabat Kemenpora.
Selain sesi akademik, kegiatan PDT juga diisi dengan latihan kepemimpinan, senam pagi bersama antara AIYEP dan SSEAYP, kultum pagi, serta kegiatan City Exploration ke kawasan Kota Tua dan Monas. “Kegiatan ini bukan hanya memperkuat fisik dan mental, tapi juga menanamkan rasa cinta tanah air melalui pengalaman langsung di ruang publik yang sarat sejarah,” tutur Esa.
Rangkaian PDT akan ditutup dengan inaugurasi dan penutupan kegiatan. Momentum ini menjadi ajang apresiasi, refleksi, serta penguatan semangat kebersamaan antar peserta dan panitia. “PDT bukan sekadar pelatihan, tapi perjalanan pembentukan karakter. Di sinilah para peserta mulai menyiapkan diri sebagai duta muda bangsa,” ucap Esa.
Bangun Jejaring dan Kolaborasi Antardelegasi
Kegiatan juga diarahkan untuk memperkuat jejaring antara peserta AIYEP dan SSEAYP, dua program unggulan Kemenpora yang menjadi simbol diplomasi pemuda Indonesia di kancah global. “Sinergi kedua program ini memperkuat representasi Indonesia dalam kerja sama regional dan global,” ujar Esa.
Ia menambahkan, setiap alumni PPAN diharapkan mampu menjadi change agent di lingkungannya setelah kembali ke tanah air. “Mereka harus membawa semangat kolaboratif, toleran, dan berdaya saing,” tambahnya.
Deputi Yohan dalam penutupan sesi motivasi menekankan pentingnya menjaga identitas Indonesia di tengah pergaulan dunia. “Beradaptasilah dengan budaya asing, tapi jangan pernah kehilangan jati diri Indonesia. Di situlah nilai kebangsaan diuji,” pesannya.
Menurutnya, menjadi pemuda global tidak berarti meninggalkan akar budaya, melainkan memanfaatkannya sebagai kekuatan dalam diplomasi. “Indonesia dikenal ramah, santun, dan kolaboratif. Jadikan itu karakter utama dalam setiap interaksi internasional,” pungkas Yohan.
Program PPAN 2025 sejalan dengan Asta Cita ke-3 dan ke-7 dari visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yakni: Pertama, Meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan nasional serta pembangunan karakter kebangsaan.
Kedua , Meningkatkan peran Indonesia di dunia internasional melalui diplomasi kebudayaan dan penguatan SDM unggul.
Ketiga, Melalui PDT ini, Kemenpora menunjukkan keseriusan dalam menyiapkan generasi muda yang mampu bersaing di kancah global tanpa kehilangan nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme.