SUBULUSSALAM (ACEH) SUARAPANCASILA.ID – Akibat dari pencemaran limbah diduga berasal dari PT. MSB II di sungai Lae Batu-Batu. Para nelayan desa khusunya desa Muara Batu-Batu keluhkan hasil jaring ikan mereka.
Pada sampai saat ini sejak. Berdirinya PT MSB II diduga hilang mata pencaharian mereka. Kurang lebih 40% masyarakat menempuh hidupnya mata pencaharian sumber dari nelayan ikan sungai air tawar. Rabu,(23/04/25).
Tamrin mengatakan dalam wawancara kami meminta kepada pemerintah kota Subulussalam khususnya Dinas Lingkungan hidup untuk segera menindaklanjuti hal tersebut. Karna hal ini sudah berdampak. Bagi masyarakat sekitar jelasnya”.
Bukan hanya perorangan saja bahkan kepada masyarakat luas. Yang diduga kena imbas pembuangan limbah kolam pabrik MSB II dan kepada Pemerintah Kota Subulussalam Legislatif atau Yudikatif mohon kiranya memperhatikan hal tersebut karna menyangkut ekonomi masyarakat miskin, tutur Tamrin Mukim Binanga.
Terkait hal informasi yang sudah viral Tapi kenapa hal ini tidak ada penyelesaiannya dari pemerintah kota Subulussalam, apakah kita harus menunggu para nelayan kami tersebut beralih mata pencarian mereka atau harus kah masyarakat berdemonstrasi ke kantor DLHK kota Subulussalam ungkapnya”.
Karena itu saya sebagai Kepala Mukim kemukiman Binanga dengan sangat meminta kepada pihak pemerintah untuk memberhentikan PT MSB II beroperasi. Karna kalau mereka tetap beroperasi, masyarakat saya yg ada di sekitaran Desa Muara Batu Batu. tidak bisa lagi cari ikan. Karna muara sungai Rikit itu lemparan sungai ke sungai Lae Batu-Batu.
Tamrin mengatakan besar dugaan kami pihak Dinas Lingkungan Hidup kota (DLHK) ada permainan kongkalikong dengan pihak PT MSB II. Pungkasnya
Penulis: Junaidi