Jakarta – Serangan Israel ke Gaza tak kunjung usai. Giliran wilayah Khan Younis yang dibombardir, rumah sakit Nasarr saat ini kehilangan aliran listrik saat bentrokan hebat terjadi di fasilitas kesehatan utama.
Penduduk al-Dahra terpaksa dievakuasi oleh tentara Israel. Israel dengan bebas menembak warga Khan Younis tanpa henti saat banyak pasien meninggalkan RS Al-Amal.
Mahkamah Internasional (ICJ) telah menyampaikan keputusannya mengenai tindakan darurat yang diminta oleh Afrika Selatan dalam kasus genosida terhadap Israel atas perangnya di Jalur Gaza. ICJ memerintahkan Israel untuk mengambil langkah-langkah mencegah tindakan genosida di Gaza.
Setidaknya 26.083 orang tewas dan 64.487 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
Dua relawan dari Komite Penyelamatan Darurat Medis Indonesia (MER-C), yang memilih untuk tinggal di Gaza daripada mengungsi, kini sakit dan kekurangan obat-obatan di kota selatan Khan Younis.
Fikri Rofiul Haq (24) mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kondisi di Khan Younis sangat buruk dan dia serta relawan Indonesia lainnya, Reza Aldilla Kurniawan (30) jatuh sakit.
“Reza sakit parah selama empat hari terakhir,” kata Haq seraya menambahkan bahwa dia sangat ingin membawa Kurniawan ke rumah sakit.
“Kami bahkan tidak bisa sampai ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis karena jalan ditutup akibat serangan darat Israel,” katanya menambahkan kondisi sangat memprihatinkan dan air bersih sulit didapat.
“Segalanya terasa sangat buruk ketika Anda jatuh sakit dan kami semua sangat terpuruk, namun warga [Palestina] lainnya mungkin menderita jauh lebih buruk.”
Sebelum perang Israel di Gaza dimulai pada bulan Oktober, Haq dan Kurniawan belajar di Universitas Islam Gaza dan kemudian menjadi sukarelawan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara ketika serangan Israel dimulai.
Di tengah serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia yang kini hancur, Haq, Kurniawan dan relawan Indonesia lainnya berangkat ke Khan Younis. Mereka telah berlindung di sebuah sekolah Khan Younis sejak itu, bersama sekitar 2.800 pengungsi lainnya.
Ketiga relawan Indonesia mempunyai kesempatan untuk meninggalkan Gaza pada bulan Desember, namun Haq dan Kurniawan memutuskan untuk tinggal dan melakukan apa yang mereka bisa untuk membantu di zona perang.
Naf/naf