LUBUK LINGGAU, SUARAPANCASILA.ID – Dunia pendidikan di Kota Lubuk Linggau kembali heboh setelah Beredarnya video siaran langsung di media sosial Facebook yang memperlihatkan dua siswi SMP Negeri 1 Kota Lubuklinggau tengah dipanggil guru usai kejadian tas mereka basah di dalam kelas, sempat menimbulkan beragam komentar dari netizen. Menanggapi hal tersebut, pihak sekolah memberikan klarifikasi resmi melaluiedia Suaraguru.id agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar.
Plt Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Lubuklinggau, Anita Efriati, S.Pd, menegaskan bahwa peristiwa tersebut hanyalah kesalahpahaman antara guru dan wali murid.
Menurut Anita, awal mula kejadian bermula ketika dua orang siswi mendapati tas mereka basah di dalam kelas hingga mengakibatkan buku yang ada di dalam tas tersebut ikut basah, dan belum diketahui penyebab tas tersebut bisa basah, apakah ada yang menyiram nya dengan air, atau ketumpahan botol air minum siswa?, Namun, tanpa melapor terlebih dahulu kepada guru yang bertugas, kedua siswi tersebut langsung menelpon orang tuanya untuk menyampaikan kejadian itu.
“Guru kemudian memanggil kedua siswi tersebut bukan untuk memarahi, tetapi untuk menanyakan duduk perkaranya. Kami hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di kelas, karena sesuai prosedur, setiap kejadian di lingkungan sekolah harus dilaporkan terlebih dahulu kepada guru,” jelas Anita, Selasa (4/11/2025).
Namun, lanjutnya, ketika orang yang mengaku wali salah satu siswi datang ke sekolah, ia justru menyangka anaknya dimarahi oleh guru. Tanpa melakukan klarifikasi, wali tersebut langsung melakukan siaran langsung (live) di Facebook, sehingga video itu menjadi viral dan menimbulkan banyak tanggapan di media sosial.
Anita menegaskan bahwa tidak ada unsur kemarahan atau tindakan yang menekan siswa dari pihak guru. “Semua guru kami menjalankan tugas sesuai fungsi dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Kami hanya ingin memastikan setiap persoalan diselesaikan dengan cara yang baik dan mendidik,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, apabila dalam penyelesaian suatu masalah diperlukan kehadiran orang tua siswa, maka pihak sekolah atau guru yang akan menghubungi langsung, bukan sebaliknya.
“Kami berharap kejadian ini tidak dibesar-besarkan. Semua sudah kami luruskan dan kami tetap fokus menjalankan tugas mendidik anak-anak. Kami meminta para orang tua agar percaya kepada sekolah dan dewan guru bahwa amanah pendidikan anak-anak akan kami jaga dengan sebaik-baiknya,” ungkap Anita.
Di akhir keterangannya, Anita mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh potongan video atau informasi yang belum tentu lengkap, karena hal itu bisa memicu kegaduhan yang justru mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. (Red)
Sumber : Suaraguru.id
“Setiap kejadian di lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab kami untuk diselesaikan dengan jalan terbaik. Mari bersama menjaga kepercayaan dan ketenangan agar suasana belajar tetap kondusif,” pungkasnya.










