JAKARTA, SUARAPANCASILA.ID — Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto di kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, Senin (1/12/2025). Pertemuan tersebut membahas perluasan akses program pendidikan unggulan Sekolah Garuda melalui kolaborasi lintas lembaga.
Dalam pertemuan itu, Kementerian Agama menilai adanya celah strategis bagi madrasah untuk menjadi bagian dari ekosistem pendidikan berstandar tinggi yang tengah dikembangkan Kemendikti Saintek. Wamenag menegaskan, transformasi pendidikan tidak hanya harus terjadi di sekolah umum, tetapi juga pada institusi pendidikan berbasis keagamaan.
“Kemenag bisa merekomendasikan madrasah selain MAN IC yang bisa dimitrakan dengan Sekolah Garuda agar bisa ditransformasi menjadi madrasah unggul,” ujar Romo Syafi’i.
Syafi’i menyampaikan bahwa Kemenag siap mengusulkan sejumlah madrasah binaan agar dapat mengikuti pola pengembangan Sekolah Garuda. Menurutnya, pemanfaatan ekosistem pendidikan unggul akan memperluas akses pemerataan kualitas pendidikan nasional, sekaligus meningkatkan daya saing lulusan madrasah.
Target 100 Sekolah Garuda:
Menanggapi usulan Wamenag, Mendikti Saintek Brian Yuliarto menyambut baik inisiatif kolaborasi tersebut. Ia menyebut pemerintah telah menyiapkan perluasan Sekolah Garuda secara bertahap.
Brian mengungkapkan bahwa hingga saat ini baru 20 Sekolah Garuda yang beroperasi, sementara Presiden menargetkan 100 sekolah untuk jangka menengah. Proses pembangunan dan kemitraan akan dipercepat seiring tingginya kebutuhan SDM berkualitas pada era ekonomi berbasis teknologi dan sains.
“Tujuan Sekolah Garuda Transformasi adalah melahirkan peserta didik yang benar-benar siap bersaing di tingkat dunia, serta mendorong sekolah-sekolah dari tier menengah ke tier atas,” jelas Brian.
Brian menegaskan bahwa model Sekolah Garuda bukan mengganti sekolah mitra menjadi Sekolah Garuda baru, melainkan program kolaboratif yang difokuskan pada pengayaan kurikulum, sistem mentoring, dan penguatan kompetensi siswa. Pola ini disebut dapat menciptakan talenta unggul yang siap bersaing di perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
Mendikti Saintek juga menekankan bahwa pengembangan Sekolah Garuda tidak akan berpusat di wilayah dengan tingkat ekonomi tinggi saja. Pemerintah mendorong distribusi yang merata ke berbagai daerah, termasuk wilayah terpencil dan pelosok.
Strategi ini sejalan dengan visi pemerataan pendidikan nasional: mendukung percepatan peningkatan mutu sekolah potensial di seluruh Indonesia serta menciptakan kompetisi sehat antar ekosistem pendidikan.
Kolaborasi Kemenag–Kemendikti Saintek menandai fase baru penguatan kualitas pendidikan berbasis jaringan kemitraan. Posisi madrasah sebagai tulang punggung pendidikan keagamaan dinilai dapat menjadi bagian integral dari jaringan sekolah unggul jika difasilitasi melalui program Sekolah Garuda.
Pertemuan kedua pihak ini mengindikasikan komitmen pemerintah memperluas dampak program pendidikan strategis, dengan fokus tidak hanya pada institusi unggulan eksisting, tetapi juga lembaga yang memiliki potensi untuk naik kelas.










