PURWAKARTA (JABAR), SUARAPANCASILA.ID – Puluhan warga Purwakarta yang menjadi korban dugaan penipuan kerja ke Jepang oleh LPK Azumy Gakuin Centre semakin gencar menuntut keadilan. Mereka meminta Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta turun tangan.
Para korban yang telah membayar biaya pelatihan antara Rp10 juta hingga Rp20 juta berharap pemimpin daerah bersikap tegas. “Kami tidak hanya ditipu secara materi, tapi juga harapan dan masa depan kami dihancurkan. Apalagi, pelakunya disebut-sebut dekat dengan Bupati dan wakil Bupati,” ujar Jajang, salah satu korban, kepada awak media, Selasa 18 Maret 2025.
Janji Palsu dan Uang yang Tak Kembali.
Para peserta program dijanjikan akan berangkat ke Jepang setelah menjalani 4 bulan pelatihan dan 2 bulan persiapan. Namun, hingga kini, tak satu pun yang diberangkatkan. Bahkan, mereka yang ingin membatalkan pendaftaran tidak mendapatkan pengembalian uang.
“Kami diharuskan membayar penuh, tetapi tidak ada kepastian. Kontrak yang kami tanda tangani pun dalam bahasa Jepang tanpa penjelasan rinci,” tambah Jajang.
Bupati dan Wakil Bupati Diminta Bertindak
Korban mendesak Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta untuk segera mengambil langkah hukum dan menindak mantan relawan mereka yang diduga sebagai pelaku utama dalam kasus ini.
“Kami kecewa karena laporan ke Disnaker dan Polres Purwakarta tidak ditindaklanjuti. Jika bupati dan wakil bupati tidak bersikap tegas, ini akan menjadi preseden buruk,” tamhah seorang korban lainnya.
Para korban juga meminta pemerintah daerah memastikan lembaga pelatihan kerja memiliki izin resmi agar kasus serupa tidak terulang.
Respons Pemimpin Daerah Dinanti
Hingga berita ini diterbitkan, Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta belum memberikan tanggapan resmi terkait kasus ini. Namun, tekanan dari masyarakat semakin besar agar mereka mengambil langkah konkret.
“Kami butuh pemimpin yang membela rakyatnya, bukan diam saat orang dekatnya diduga melakukan penipuan,” kata Jajang.