Pelaihari(KALSEL), SUARA PANCASILA.ID -Selasa 15 April 2025, Dalam langit-langit megah Gedung Balairung Tuntung Pandang, suara Bupati Tanah Laut, H. Rahmat Trianto, menggema membawa pesan tajam dan penuh makna. Bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah panggilan nurani. Di hadapan 320 guru PPPK yang baru saja memulai perjalanan sebagai abdi negara, Rahmat menyampaikan sebuah harapan: loyalitas yang tak hanya melekat di lisan, tapi tertanam kuat dalam tindakan.
“Apalagi bapak/ibu sebagai tenaga pendidik, loyal terhadap tugas yang diamanahkan tentu dapat membantu mengembangkan sumber daya manusia di Tala untuk jangka panjang,” ujar Rahmat dengan nada tegas namun bersahaja.
Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk tenaga guru Gelombang I ini menjadi lebih dari sekadar agenda birokrasi tahunan. Ini adalah momentum membangun ulang fondasi pendidikan di Tanah Laut. Sebab dalam pandangan Rahmat, pendidikan bukan sekadar urusan kurikulum dan ruang kelas. Ia adalah investasi peradaban.
“Pendidikan ini adalah investasi. Dibutuhkan tenaga pendidik yang profesional demi masa depan anak didik dan kemajuan dunia pendidikan kita,” lanjutnya, menekankan bahwa posisi seorang guru kini memegang peran strategis dalam mendorong perubahan.
Namun, loyalitas yang dimaksud bukan hanya kesetiaan administratif. Lebih dari itu, Rahmat mengajak para peserta orientasi untuk tidak menjadikan pelatihan ini sebagai rutinitas kosong. Ia menegaskan, “Jangan hanya menjalankan formalitas. Ikuti orientasi ini dengan sungguh-sungguh, karena di sinilah awal tanggung jawab besar itu dimulai.”
Dalam pelaksanaan orientasi, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut berkolaborasi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Kalimantan Selatan. Dua metode diterapkan:
Massive Open Online Course (MOOC), yakni pembelajaran mandiri selama 15 hari setara 45 jam pelajaran,
serta pembelajaran klasikal selama tiga hari kerja, yang berlangsung dari 12 April hingga 30 Juni 2025 dalam dua gelombang.
Angin perubahan dalam dunia birokrasi pendidikan tengah berhembus. Para guru yang hadir dalam balairung hari itu tak lagi sekadar pengajar. Mereka kini adalah duta masa depan, pilar penggerak kualitas sumber daya manusia di Tanah Laut.
Rahmat menutup arahannya dengan nada optimis namun penuh tanggung jawab, “Kehadiran bapak ibu semua bukan hanya untuk mengisi formasi, tapi untuk membawa perubahan. Jadilah energi baru dalam birokrasi yang semakin adaptif, profesional, dan berorientasi pada pelayanan.”
Sebuah amanah telah diberikan. Sebuah langkah telah dimulai. Kini, tinggal bagaimana loyalitas itu diterjemahkan dalam kerja nyata, di ruang kelas, di tengah anak-anak, di setiap proses pembentukan masa depan. (suarapancasila.id – Foto:Istimewa/Diskominfostasan Tala)