KOTA MALANG, SUARAPANCASILA.ID -Meski sejumlah baner Bakal Calon Kepala Daerah (Bacada) suda banyak tersebar di Kota Malang.Hingga sampai detik ini Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pemuda Demokrat Indonesia belum menentukan sikap politiknya. Hal itu diutarakan langsung oleh ketua mereka yaitu Sugiono.
“Sampai sejauh ini kami belum memutuskan arah dukungan kepada Paslon tertentu di Pilkada Kota Malang 2024. Meski diketahui bersama sudah banyak nama-nama Bacada (Bakal Calon Kepada Daerah) yang muncul di permukaan,” tutur, Sugiono menghadiri acara Haul Bung Karno ke-54 di Kota Blitar, Kamis, (20/6/2024).
Lebih lanjut, munculnya baner-baner Bacada, menurut Mantan Anggota DPRD Kota Malang belum berdampak pengaruh pada organisasinya. Karena dalam penilaiannya orang-orang nasional belum sepenuhnya tampak.
“Pada intinya momen pilkada 2024 kita akan ambil bagian. Dimana akan mendukung orang yang punya basic se-ideologi dengan Pemuda Demokrat Indonesia, berpatokan pada ideologi Pancasila. Dengan begitu diharapkan pastinya akan menjalankan platform idiologi Pancasila, mengangkat derajat wong cilik,” imbuhnya.
Organisasi yang berasaskan Sosio-Nasional Demokrasi bersifat terbuka anti kapitalisme, imperialisme, kolonialisme dan feodalisme ditegaskan kembali oleh Sugiono, bahwa Pemuda Demokrat Indonesia harus berani mengambil sikap yang benar-benar berideologi Pancasila.
Kita masih sabar menunggu di moment bukan Agustus, nanti baru tahu siapa- siapa muncul. Seketika itu akan diambil keputusan sikap politik,” ungkapnya.
Sebelum keputusan diambil, Sugiono menegaskan akan duduk bersama dengan seluruh pengurus dengan tidak mengesampingkan para sesepuh dari organisasi Pemuda Demokrat Indonesia itu sendiri.
“Untuk menentukan dan memutuskan pilihan kita akan duduk bersama berkomunikasi dan koordinasi dengan pengurus dan sesepuh. Selanjutnya sabar menunggu arahan, harapan kedepan ada bentuk kontribusi untuk organisasi karena butuh terus berjalan dan pemekaran,” terangnya.
Disisi lain , masih di jelaskan Sugiono selama ini Pemuda Demokrat Indonesia menjadi benteng kokoh bagi anak-anak agar terhindar dari hal negatif.
“Sebagai organisasi yang tergolong tua kita telah membukti eksistensi dalam Pertahanan Negara untuk mempertahankan dan mengamankan Republik Indonesia dari gangguan kelompok-kelompok yang tidak ingin Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri dengan kukuh, salah satu contoh radikalisme,” pungkasnya. (*)