PDIP Bojonegoro Gelar Upacara Harlah Pancasila

Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni di DPC PDI Perjuangan Bojonegoro.

BOJONEGORO (JATIM) SUARAPANCASILA.ID – DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bojonegoro menggelar upacara hari lahir (Harlah) Pancasila di depan Gedung kantor DPC Bojonegoro Jl. Panglima Polim No.54, Sumbang Kidul, Sumbang, Kec. Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62115, Minggu (1/6/2025).

Dihadiri Fungsionaris DPC PDI Perjuangan Bojonegoro, seluruh Anggota Fraksi, Ketua PAC, Ketua Sicita dan Satgas Cakrabuana. Dalam peringatan Hari lahir pancasila bertindak sebagai inspektur upacara sekretaris DPC PDI Perjuangan Bojonegoro, M. Hasan Abrori.

Bacaan Lainnya

Abrori mengulas tentang sejarah lahirnya Pancasila menurutnya, Pancasila  yang berarti “lima dasar”, lahir pada tanggal 1 Juni 1945 saat sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di Jakarta.

ada tanggal tersebut, Soekarno menyampaikan pidato yang memaparkan lima prinsip dasar negara Indonesia yang ia beri nama Pancasila.

Selanjutnya, Pancasila dirumuskan sebagai dasar negara untuk menyatukan bangsa Indonesia yang beragam dan menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan itu menjelaskan tentang Bung Karno yang telah memperjuangkan Pancasila menjadi “ideologi dunia”, beliau menyampaikannya secara resmi dalam Sidang Umum PBB tahun 1960.

Peristiwa tersebut telah menumbuhkan keyakinan bahwa dunia tidak boleh terjebak dalam konflik “perang dingin” antara Blok Barat dan Blok Timur, perseteruan antara yang kelompok negara yang dipimpin oleh adikuasa Amerika dan Rusia.

Gagasan visioner tersebut pada akhirnya melahirkan politik internasional berbasis persaudaraan bangsa-bangsa. 25 negara bersatu dan mendeklarasikan “Gerakan Non Blok” dalam KTT Non_Blok I pada tahun 1961.

Tanpa Pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, tidak akan ada Pancasila. Tidak akan ada untaian sejarah dunia yang saya sampaikan di atas. Saudara-saudara, tanpa Pancasila tidak akan ada yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bahkan telah terbukti Pancasila bukan hanya ideologi pemersatu bangsa Indonesia, bahkan sejarah mencatat betapa Pancasila telah menjadi ideologi alternatif dalam menghadapi konflik dunia.

Hal tersebut sangatlah berarti di era globalisasi dan pasar bebas, dimana liberalisme dan kapitalisme telah merasuk kedalam seluruh aspek kehidupan. Semoga spirit yang sama saat Pidato Lahirnya Pancasila dibacakan 1 Juni 1945 oleh Bung Karno, tidak hanya menjadi memori kolektif bangsa.

Semoga jiwa, semangat, keberanian dan tekad yang sama hidup kembali melingkupi kehidupan berbangsa dan bernegara. Inilah saat yang tepat untuk mengembalikan kemudi Republik ini, termasuk dalam kebijakan pembangunan nasional, kembali pada nilai-nilai ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan dan musyawarah mufakat untuk mencapai keadilan sosial.

Dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila ini saya mengajak kepada semua kader-kader Partai dan pejuang-pejuang Pancasilais. Satukan hati, pikiran, ucapan dan tindakanmu ke dalam satu tarikan nafas perjuangan mewujudkan Pancasila. Jangan pernah biarkan tindakanmu mengkhianati ucapanmu.

Jangan pernah biarkan ucapanmu mengkhianati pikiranmu. Dan jangan pernah biarkan pikiranmu mengkhianati hati nuranimu. Di dalam kesatuan dan keteguhan hati, pikiran, ucapan dan tindakanmu, Pancasila akan menampakan kewibawaannya”,ungkap Hasan Abrori.

Abrori pun mengajak, untuk menjadikan gotong royong sebagai intisari Pancasila menjadi cara pikirmu, menjadi cara tuturmu, dan menjadi cara kerja di situasi apapun.

Jangan pernah lelah untuk berpikir dan bertindak secara gotong royong. Hanya dengan cara itu, Pancasila akan menjadi ideologi dinamis yang hidup dan berdialektika di tengah-tengah bangsa yang Bhinneka ini.

“Sebagai Kader Partai  ingatlah akan pesan Bung Karno,Sekali lagi mari bersama berjuang di jalan ideologi Pancasila 1 Juni 1945 dan harus menjadi elan hidup setiap Pejuang Pancasilais. Hanya dengan cara itu, kita dapat mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur sesuai cita-cita didirikannya Negara Proklamasi 17 Agustus 1945”,ucap Abrori.

Penulis: Eko Prasetyo.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *