Pedagang Silo Desak Perbaikan Atas Relokasi Amburadul ke Taman Silo yang Terkesan Kumuh

SAWAHLUNTO (SUMBAR) SUARA PANCASILA.ID –Puluhan pedagang kaki lima yang sebelumnya menempati Lapangan Segitiga kini terpaksa berpindah ke Taman Silo mengalami kekecewaan yang sangat mendalam, karena lokasi yang mereka tempati sekarang berkesan kumuh dan amburadul hingga pembeli enggan untuk berbelanja, kondisi ekonomi mereka merosot tajam.

Kekecewaan itu semakin mendalam saat mereka mendatangi Balai Kota Sawahlunto pada Senin, 22 September 2025, tapi upaya bertemu Walikota Riyanda Putra gagal total karena informasi nya beliau sedang tidak berada di tempat.

Koordinator pedagang, Sariwijaya, dengan nada penuh kekecewaan mengungkapkan. Pukul 08.00 WIB kami sudah di Balai Kota. Wakil Walikota dan Sekda kelihatan ada tapi langsung tancap gas mobil dinas, abaikan kami.

Bacaan Lainnya

Rasanya kami seperti tidak dianggap. Rombongan pedagang mengalihkan langkah ke Gedung DPRD Sawahlunto. Di sana mereka disambut Ketua DPRD Susi Haryati (PAN) bersama tujuh anggota dewan, Rio Mardanil (Nasdem), Idrayeni (Demokrat), Fatrionaldi (PAN), Ronal Kardinal (Nasdem), Nurilman (PPP), Hendri Alvin (PKS), Ronny Eka Putra (PKB).Asisten III Pemko plus enam kepala OPD terkait juga hadir, mendengar langsung keluhan pedagang.

Dalam hal ini pedagang sampaikan enam tuntutan menyangkut kondisi Taman Silo yang dinilai amburadul dan kumuh. Perbaiki Atap Kanopi dan Lantai Lapak. Sediakan Parkir Layak. Adakan Event Rutin. Kompensasi Biaya Hidup. Stop Pungli saat Event.

Tata Ulang Pedagang. Dalam diskusi yang cukup alot ini, Susi Haryati , Ketua DPRD, langsung tekan Pemko Sawahlunto. UMKM butuh tempat layak supaya bisa survive. Jangan biarkan mereka kehilangan pendapatan post-relokasi.

Idrayeni minta dengan tegas Pemko serius benahi Taman Silo. Fatrionaldi dan Ronny Eka Putra soroti status lahan milik PTBA, kejelasan mutlak dibutuhkan.

Ronal Kardinal lontarkan usul mengejutkan. Buka lagi Lapangan Segitiga buat pedagang. Hotel Saka bisa ikut cuan, wisata kuliner berkembang. Dinamika ini memicu diskusi alot antara DPRD dan Pemko Sawahlunto. Kadis Koperindag Tatang Sumarna minta tenggat dua hari buat koordinasi intens dengan pimpinan dan dinas terkait.

Mereka butuh bantuan DPRD fasilitasi pertemuan dengan PT. BA soal status lahan Taman Silo. Pihak Pemko menegaskan komitmen untuk mencari solusi terbaik bagi pedagang. Desakan keras pedagang Silo ini jadi ujian nyata bagi Pemko Sawahlunto, akankah aspirasi mereka ditanggapi dengan solusi konkret atau masuk daftar tunggu yang tidak ada batasnya?

Masyarakat Sawahlunto menantikan langkah nyata Pemko menindaklanjuti tuntutan pedagang. Dampak bagi UMKM Sawahlunto, kondisi Taman Silo pascarelokasi jadi sorotan serius.

Pedagang berharap perubahan nyata untuk menopang usaha dan kehidupan mereka. Kelanjutan komunikasi antara Pemko, DPRD, dan PTBA bakal menentukan nasib pedagang Silo ke depan.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *