Pilot Ungkap Alasan Jangan Lepas Sepatu di Dalam Pesawat

Bagi orang yang biasa bepergian dengan pesawat mungkin sudah familiar dengan berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh. Dalam penerbangan jarak jelajah 40.000 kaki di udara, penumpang mungkin merasakan telinga yang pengang, dehidrasi dan perut kembung. Hal tersebut disebabkan karena tekanan, suhu, tingkat oksigen di kabin berfluktuasi, dan tingkat kelembapan yang lebih rendah daripada di dataran.
Terlepas dari ketidaknyaman tersebut, penumpang ternyata tidak disarankan untuk melepas sepatu atau alas kaki saat penerbangan. Apa alasannya?
Patrick Smith dari Ask the Pilot bahwa secara umum kabin pesawat tidak terlalu bersih. Meskipun udara di dalam pesawat disaring dan disirkulasikan, permukaan lainnya tidak selalu mendapatkan perawatan yang sama.

“Kabin dibersihkan sebelum setiap penerbangan, tapi pembersihannya bisa lebih asal-asalan jika hanya ada waktu 15 atau 20 menit untuk menyelesaikannya,” ujarnya, seperti dikutip dari Travel + Leisure, Rabu (28/2/2024).
Itu artinya pembersihan kabin bisa jadi hanya sederhana saja seperti membuang sampah yang tertinggal di saku belakang kursi dan mengelap permukaan yang sering disentuh seperti gagang pintu toilet.

Pada dasarnya, pesawat memang menjalani pembersihan menyeluruh, tetapi tidak terlalu sering. Frekuensinya bervariasi menurut jadwal maskapai penerbangan, tetapi pembersihan mendalam biasanya dilakukan setiap empat hingga enam minggu sekali.
Di luar pembersihan mendalam tersebut, karpet biasanya hanya disedot jika waktu memungkinkan, dan dibersihkan jika diperlukan. Ketika sesuatu (makanan, minuman, cairan tubuh) tumpah, petugas kebersihan akan menghilangkan noda tersebut, namun tidak serta merta mendisinfeksi seluruh area tempat penyebaran kuman.

Bacaan Lainnya

Potensi bahaya jika tak pakai alas kaki di pesawat
“Mereka yang memutuskan untuk bertelanjang kaki mungkin tertular bakteri dan virus yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka. Selain itu, kekhawatiran tertular infeksi jamur juga selalu ada,” kata David Krause, pemilik SyQuest USA, yang memproduksi produk pembersih digunakan di pesawat terbang.
Lebih parah lagi, cairan yang ada di lantai toilet, belum tentu dibersihkan oleh pramugari di tengah penerbangan yang berarti penumpang bisa saja menginjak air seni.

Untungnya, rutinitas pembersihan pesawat telah sedikit berubah karena pandemi. “Masuknya COVID-19 telah memengaruhi cara kami membersihkan pesawat,” kata Krause.

“Lebih banyak disinfektan kini digunakan di lantai dan proses pembersihannya sedikit lebih detail dalam upaya memastikan tidak ada jejak virus yang tertinggal yang berpotensi menginfeksi awak kru atau penumpang,” paparnya:
Meskipun demikian, ketika perjalanan kembali normal, tidak mengherankan jika protokol kebersihan maskapai kembali ke kebiasaan lama.

Faktanya, meja nampan merupakan permukaan yang paling banyak kuman di pesawat, jadi gunakanlah tisu alkohol dengan baik dan bersihkan benda-benda yang akan disentuh atau gunakan, setelah Anda naik ke pesawat.
Selain menjaga kebersihan, Anda juga harus menghormati penumpang lain, Jadi jangan melepaskan sepatu di pesawat.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *