SUARAPANCASILA.ID – Kecerdasan buatan (AI) yang meniru suara pemimpin negara ASEAN hampir saja membuat Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra terkecoh. Suara tiruan pemimpin negara ASEAN itu mencoba meminta sumbangan.
Dilansir BBC, Jumat (17/1/2025), Paetongtarn mengaku menjadi sasaran sekelompok penipu yang menggunakan AI untuk meniru suara seorang pemimpin negara ASEAN. Penipu tersebut mencoba meminta sumbangan atas nama negaranya.
Paetongtarn mengatakan penipu tersebut awalnya mengirimi klip suara melalui aplikasi obrolan. Menurut Paetongtarn, ia menanggapi melalui pesan teks. Penipu tersebut membalas dengan mengatakan bahwa ia akan menghubunginya nanti.
“Suaranya sangat jelas dan saya langsung mengenalinya. Mereka mengirim klip suara, isinya mengatakan semacam: ‘Apa kabar? Saya ingin bekerja sama’ dan seterusnya,” kata Paetongtarn tanpa mengungkap suara pemimpin negara ASEAN mana yang dipalsukan.
Sang penipu kemudian menelepon Paetongtarn pada pukul 11 malam melalui aplikasi yang sama. Namun, ia tidak menjawab panggilan itu karena sedang tidur.
Keesokan paginya, kata perdana menteri Thailand tersebut, dirinya mendapat panggilan tak terjawab. Dia lantas mengirim permintaan maaf, meminta penipu itu meneleponnya kembali pada waktu tertentu.
Penipu itu kemudian mengiriminya klip suara lain yang meminta sumbangan, dengan klaim palsu bahwa Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang belum menyumbang. Barulah, Paetongtarn menyadari bahwa dia diincar oleh penipu.
Dia kemudian memerintahkan Menteri Ekonomi dan Masyarakat Digital, Prasert Chantararuangthong, yang merangkap sebagai Wakil PM, untuk melakukan penyelidikan.
“Pesan suara ini membuat saya sadar bahwa saya ditipu. Nomor rekening bank yang diberikan juga bukan milik negara tetangga,” kata Paetongtarn sebagaimana dikutip the Straits Times.
Paetongtarn menduga penipu itu mendapatkan kontaknya dari seseorang yang dekat dengannya yang telah menjadi korban geng penipu.
Dia mengingatkan semua orang untuk waspada terhadap penipuan yang digerakkan oleh AI.
“Saya ingin mengingatkan semua orang untuk berhati-hati saat menerima pesan suara atau panggilan, meskipun itu tampak asli,” katanya.
(whn/ygs)