Polisi Selidiki Runtuhnya Atap KPT Brebes, Bupati Paramitha Tanggung Biaya Pengobatan Korban

KAB BREBES (JATENG) SUARAPANCASILA.ID – Pemerintah Kabupaten Brebes bersama jajaran kepolisian tengah menindaklanjuti insiden runtuhnya atap teras Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Brebes yang menyebabkan dua pekerja mengalami luka dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD Brebes.

Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Kapolres Brebes AKBP Lilik Ardhiansyah untuk memastikan proses investigasi berjalan menyeluruh dan transparan.

“Kami sudah berkomunikasi dengan Kapolres untuk mencari tahu penyebab kejadian ini. Kami menunggu hasil investigasi dari Polres dan Polda Jateng sebagai dasar langkah perbaikan ke depan,” ujar Paramitha di kantornya, Senin (22/9).

Bacaan Lainnya

Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian, Bupati juga memastikan bahwa seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung oleh pemerintah daerah hingga mereka pulih sepenuhnya. “Korban sudah tertangani di RSUD Brebes. Semua biaya kita tanggung sampai sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa,” tambahnya.

Kapolres Brebes AKBP Lilik Ardhiansyah menyampaikan bahwa pihaknya telah memasang garis polisi di lokasi kejadian sebagai langkah awal pengamanan dan penyelidikan. Tim Inafis juga telah diterjunkan untuk melakukan identifikasi dan dokumentasi terhadap bagian bangunan yang terdampak.

“Kami ingin memastikan tidak ada risiko lanjutan dan sedang menelusuri secara teknis apa yang menjadi penyebab runtuhnya struktur tersebut,” jelasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Brebes, Sutaryono, menjelaskan bahwa bagian yang ambruk merupakan zona dropzone atau area pemberhentian kendaraan yang saat itu sedang dalam proses perbaikan.

“Saat kejadian, memang ada pekerja yang sedang melakukan perbaikan. Apakah ada unsur kelalaian atau tidak, masih kami pelajari bersama pihak kepolisian,” ujarnya.

Gedung KPT Brebes dibangun pada tahun 2021 dan diresmikan pada 2022 di masa kepemimpinan Bupati sebelumnya, Idza Priyanti. Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp 120 miliar dan berdiri di atas lahan seluas hampir 30 ribu meter persegi, dengan total luas bangunan mencapai 9.852 meter persegi.

Insiden ini menjadi pengingat penting akan perlunya pengawasan konstruksi yang ketat dan sistem audit teknis yang berkelanjutan. Pemerintah dan kepolisian berkomitmen untuk menindaklanjuti secara profesional, demi memastikan keselamatan publik dan kepercayaan masyarakat terhadap pembangunan daerah.

Pos terkait

Settia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *